Dhaka (ANTARA News) - Seorang pengacara Bangladesh yang mendesak negaranya agar mengakui secara resmi George Harrison dan Ted Kennedy, terkait dengan jasa mereka mengangkat perang kemerdekaan negara itu pada 1971 ke pusat sorotan internasional, telah membawa upayanya ke pengadilan tinggi negara itu. Massod Sobhan menyatakan sungguh memalukan mantan Beatle dan Senator AS tersebut tak pernah mendapat ucapan terima kasih secara resmi dari Bangladesh, karena mereka telah mempublikasikan penderitaan Bangladesh saat negara Asia Selatan terlibat perang untuk memerdekakan diri dari Pakistan. "Itu memalukan. Sungguh merupakan tragedi karena kita terpaksa minta bantuan pengadilan tinggi untuk medapatkan pengakuan atas sumbangsih mereka yang besar kepada negeri ini," kata Sobhan kepada AFP. "Pengakuan itu utang nasional. Kita seharusnya mengakui mereka bukan karena kepatutan, kewajiban moral atau karena perasaan terima kasih."    Sobhan juga menginginkan negara itu menghormati mantan PM India, Indira Gandhi, yang mengijinkan banyak pengungsi Bangladesh menyeberangi perbatasan untuk mencari tempat yang aman. Kasus tersebut akan disidangkan sebelum akhir bulan ini.       Lagu dan konser Bangladesh Harrison sangat terkenal karena menulis lagu "Bangla Desh" dan menggelar konser amal di Madison Square Garden, New York, pada 1 Agustus 1971 untuk menghimpun dana bagi negara sangat miskin dan dikoyak perang itu. Konser untuk Bangladesh, yang menampilkan Bob Dylan dan Eric Clapton, berlangsung setelah maestro sitar India dan guru musik kelompok The Beatles, Ravi Shankar, mengimbau Harrison agar berbuat sesuatu bagi Bangladesh. Negara itu berada di tengah perang sembilan bulan yang banyak menumpahkan darah, sebelum pasukan Pakistan menyerah pada 16 Desember 1971. Sekalipun tak ada data resmi mengenai jumlah korban, rakyat Bangladesh umumnya percaya sekitar tiga juta orang terbunuh dan 200.000 wanita diperkosa dalam perang itu. Harrison, yang tutup usia pada 2001 setelah berjuang melawan kanker, tak pernah berkunjung ke Bangladesh. Sobhan menyatakan Senator Kennesy, yang didiagnosa menderita kanker otak pada awal tahun ini, juga sama berjasanya dalam menarik perhatian dunia pada nasib jutaan rakyat Bangladesh yang mengungsi maupun yang tetap tinggal di tanah airnya. "Tergantung pada para pejabat untuk memutuskan dengan tepat bagaimana mengakui Kennedy, Harrison dan Gandhi," kata Sobhan. Mahasiswa pasca-sarjana Joy Shahriar mengatakan sekalipun Harrison tak pernah mendapat pengakuan di Bangladesh, apa yang disebut "Beatle pendiam" itu tetap menjadi tokoh ikon di kalangan pemuda negara itu. Shahriar menjual T-shirt bergambar Harrison di bagian depan, dengan harga selembarnya dua dolar atau sekitar RP22.000. "Kami membuat kaos ini karena kurangnya informasi resmi tentang apa yang terjadi dalam perang pembabasan kami," kata Shahriar. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008