Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Jumat pagi bertahan seperti hari sebelumnya, setelah Bank Indonesia (BI) masuk ke pasar untuk menahan tekanan pasar yang cukup kuat terhadap rupiah.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS stabil pada Rp10.975/11.000 per dolar AS (sebelumnya Rp10.975/11.050).
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Jumat, mengatakan, BI masuk kepasar melepas cadangan dolar AS melihat rupiah terus terpuruk hingga di atas angka Rp11.000 per dolar AS.
"Masuknya BI mendorong rupiah yang sebelumnya sempat tertekan ke level Rp11.000 per dolar AS kembali di turun di bawah angka tersebut," katanya.
BI, lanjut dia, memang perlu melakukan intervensi pasar untuk mencegah rupiah kembali terpuruk melampaui angka Rp12.000 per dolar AS sebagaimana yang pernah terjadi dalam bulan lalu.
Pengawasan ketat BI terhadap bank-bank asing yang melakukan transaksi valas merupakan faktor utama yang membuat rupiah cenderung stabil, ucapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, rupiah sebenarnya mendapat dukungan positif, bahwa pemerintah Indonesia telah mendapat dua pinjaman baru senilai 950 juta dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia William Wallce hari sebelumnya mengatakan, telah menyetujui memberi dua pinjaman baru untuk program pengembangan kebijakan senilai 950 juta dolar AS.
"Kami optimis rupiah pada penutupan sore nanti akan menguat melihat perkembangan pasar yang makin positif terhadap pergerakan rupiah," katanya.
Adanya laporan bahwa kongres AS menyetujui memberikan dana talangan kepada industri otomotif AS sebesar 15 miliar dolar AS dari total dana talangan sebesar 700 miliar dolar yang telah dipersiapkan diharapkan akan dapat memenuhi permintaan dolar AS.
Pemerintah AS sebelumnya juga telah memberikan suntikan kepada City Bank yang kesulitan likuiditas. Hal ini menunjukkan bahwa AS sangat serius dalam mengatasi masalah krisis keuangan global dan diharapkan akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.
Ia mengatakan, rupiah terlihat berada dalam posisi yang ketat pada kisaran antara Rp10.500 sampai Rp11.000 per dolar AS yang telah terjadi sejak dua minggu lalu.
Namun rupiah cenderung masih mencari keseimbangan baru karena gejolak ekonomi global yang masih tak menentu, ucapnya. (*)
Copyright © ANTARA 2008