Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Kamis, merosot di atas angka Rp11.000 per dolar AS, karena pelaku pasar menjelang akhir tahun kembali memburu dolar AS untuk memenuhi kebutuhanya. "Para pelaku pasar membeli dolar AS dalam jumlah besar, sehingga menekan rupiah terpuruk hampir 200 poin, meski ada isu positif bahwa Indonesia mendapat pinjaman dari Bank Dunia," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk Rully Nova di Jakarta, Kamis. Nilai tukar rupiah turun menjadi Rp11.040/11.080 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.875/11.100 per dolar AS atau melemah 165 poin. Ia mengatakan, rupiah belum stabil masih mencari keseimbangan baru yang suatu saat ini bisa menguat maupun turun, karena kondisi pasar yang tidak menentu. Karena itu posisi rupiah masih tak menentu sulit diterka pergerakannya, ujarnya. Padahal, lanjut dia kinerja fundamental Indonesia cukup baik, karena kemerosotan rupiah akibat kekhawatiran pelaku pasar terutama asing yang menempatkan dananya di Indonesia. Mereka segera menarik dananya yang ditukarkan ke dolar AS dan membawa ke negara untuk diinvestasikan di sana, sehingga banyak dana asing yang keluar,ucapnya. Selain itu, menurut dia kebutuhan dolar AS di pasar global yang besar sangat menekan rupiah sehingga mata uang lokal itu makin tertekan. "Kami memperkirakan rupiah akan kembali terpuruk pada akhir pekan ini, melihat tekanan pasar semakin besar," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008