Jakarta,  (ANTARA News) - Pemerintah tidak akan melakukan penghematan atau pemotongan anggaran dalam menghadapi dan mengatasi dampak krisis global kepada perekonomian Indonesia pada 2009."Kita tidak akan memotong belanja seperti yang kita lakukan tahun lalu, potong belanja adalah usaha terakhir," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Kamis.Menurut dia, upaya penghematan belanja atau mengubah belanja kementerian/lembaga (K/L) dan ke daerah justru menyebabkan terganggunya penyerapan anggaran."Nanti akan muncul keterlambatan seperti yang selama ini terjadi, jadi kalau tidak terpaksa sekali kita tidak akan melakukan pemotongan," katanya.Menurut dia, justru kalau ada program-program baru yang benar-benar efektif bisa mencegah PHK atau menyerap tambahan tenaga kerja yang tiap tahun mencapai sekitar 2 juta orang, itu akan menjadi prioritas pemerintah. Menkeu menyebutkan, APBN 2009 sudah memuat berbagai program untuk mengantisipasi adanya kemungkinan PHK seperti kredit usaha rakyat (KUR) dan Program NasionalB Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)."Kemungkinan itu (ada PHK) tidak kita anulir, program-program sekarang yang sudah ada di APBN termasuk PNPM dan KUR, sedikit banyak diharapkan bisa menyerap berbagai kemungkinan terjadinya PHK atau kesempatan kerja baru yang tercipta ditambah yang sudah ada di APBN pasal 23 kalau seandainya kondisi ekonomi berubah sangat signifikan dari asumsi," jelas Menkeu.Menkeu mengakui bahwa tidak adanya penghematan anggaran dan diprioritaskannya program-program tertentu kemungkinan dapat menyebabkan angka defisit di APBN 2009 yang lebih besar dibanding 2008."Dari sisi penerimaan, kalau aktivitas ekonomi menurun, kemungkinan target dari penerimaan juga turun sehingga otomatis defisitnya juga akan tinggi," katanya. Menurut dia, pembiayaan defisit bisa didapatkan dari mana saja, yang penting sumbernya aman dan memang benar-benar dibutuhkan oleh perekonomian.Ia mencontohkan pada 2008 ini, APBNP2008 merencanakan defisit sebesar 2,1 persen dari PDB namun realisasinya diperkirakan hanya sekitar satu persen."Jadi kalau kita mendesign defisit besar dan tidak bisa direalisir, itu menimbulkan ongkos kepada negara untuk membiayai, karena surat utang ada bunganya. Kalau tidak terserap akan mubazir," katanya.Menurut dia, jika memang perekonomian membutuhkan ekspansi maka dari sisi anggaran, pemerintah akan melonggarkan dengan memperhatikan kemampuan penyerapannya."Kami ingin agar anggaran itu menjadi stimulus aktivitas yang betul-betul menciptakan kesempatan kerja," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008