Tbilisi (ANTARA News) - Orang-orang yang memakai seragam doreng menyerang dan menembaki pengamat internasional yang sedang berpatroli di dekat wilayah separatis Georgia, Ossetia Selatan, Rabu, namun tidak ada yang cedera dalam insiden tersebut. Organisasi bagi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) mengatakan, patroli rutin yang dilakukan para pengamatnya yang tidak bersenjata ditembaki oleh dua orang yang tidak dikenal di dekat garis perbatasan yang dilanda ketegangan antara Georgia dan wilayah pro-Rusia yang memisahkan diri itu. Baru pertama kali ini para pengamat diserang tembakan langsung di daerah perbatasan sejak perang lima hari pada Agustus antara Rusia dan Georgia. "Untungnya kami memiliki mobil-mobil lapis baja," kata Duta Besar Terhi Hakala, kepala misi OSCE untuk Georgia, kepada Reuters. "Ini serangan yang jelas pada siang hari yang terang." Gambar-gambar televisi menunjukkan bekas-bekas peluru di bagian kaca depan dan tutup mesin sebuah kendaraan yang memiliki tanda jelas bendera OSCE. Polisi Georgia menyalahkan separatis Ossetia atas serangan itu, yang dilakukan di dekat desa Kvemo Khviti di sisi perbatasan yang dikuasai Georgia. Pihak berwenang Ossetia Selatan membantah terlibat dalam insiden tersebut. Misi kecil OSCE mengawasi kawasan itu sejak Ossetia Selatan memisahkan diri dari pemerintahan Georgia pada awal 1990-an. Uni Eropa juga memiliki sekitar 225 pengamat yang berpatroli di daerah tersebut, yang ditempatkan sesuai dengan perjanjian gencatan senjata yang ditengahi Perancis setelah perang singkat pada Agustus. Pasukan Rusia memasuki Georgia untuk mematahkan upaya militer Georgia menguasai lagi Ossetia Selatan pada 7-8 Agustus. Perang lima hari pada Agustus itu meletus ketika Tbilisi berusaha memulihkan kekuasannya dengan kekuatan militer di kawasan Ossetia Selatan yang memisahkan diri dari Georgia pada 1992, setelah runtuhnya Uni Sovyet. Dua wilayah yang mengumumkan kemerdekaan dari Georgia adalah Ossetia Selatan dan Abkhazia. Pengakuan Moskow atas kemerdekaan kedua wilayah itu menyulut kecaman dari Georgia dan banyak negara Barat. Nikaragua juga memberikan "pengakuan penuh" kepada republik-republik Abkhazia dan Ossetia Selatan sebagai "anggota baru komunitas negara merdeka dunia", demikian Reuters.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008