Samarinda (ANTARA News) - PT. Pupuk Kaltim (PKT menyuplai 40 persen kebutuhan pupuk bagi petani di Indonesia.

Direktur Utama PT. Pupuk Kaltim Hidayat Nyakman mengungkapkan, produksi PKT didistribusikan ke hampir dua pertiga wilayah Indonesia diantaranya, wilayah Kalimantan di luar Kalimantan Barat, Sulawesi, Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Bali dan Jawa Timur.

"Susuai SK Mentan No.62/Permentan/OT.190/09/2008 tanggal 4 Desember 2008 dan SK Mendag No. 21/M-DAG/Per/6/2008, Pupuk Kaltim ditugaskan mendistribusikan pupuk bersubsidi pada dua pertiga wilayah Indonesia itu ," katanya.

"Bahkan, akibat terjadinya kelangkaan pupuk di beberapa wilayah di Jawa Timur, kami (PKT) mulai 5 Desember 2008 diminta membantu memasok urea di wilayah distribusi Petrokimia Gresik yakni di Kabupaten Gresik, Lamongan, Tuban dan Bojonegoro," ujarnya usai upacara HUT PKT ke-31 di Bontang, Rabu.

Tangungjawab distribusi Urea Pupuk Kaltim pada 2008, kata dia, mencapai 1,82 juta ton dan sudah terealisasi hingga November 2008 mencapai 1. 545. 061 ton.

"Stok urea saat ini mencapai 2,74 ribu ton dan jika tidak terserap hingga akhir 2008, sisa urea itu akan menjadi stok pada 2009," ungkapnya.

Kelangkaan pupuk yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, khusunya di Jawa Timur, katanya, di luar wilayah pemasaran PKT,

"Terdapat 28 kabupaten di Jawa Timur yang menjadi daerah distriusi PKT dan sejauh ini kami masih bisa memenuhi kebutuhan pupuk di daerah tersebut. Memang akibat kelangkaan itu juga sempat berimbas di daerah distrbusi kami sebab harus melewati wilayah distribusi yang mengalami kelangkaan karena mobil pengangkut pupuk sempat disetop warga," ungkapnya.

"Saat ini, stok urea PKT di Jawa Timur mencapai 140 ribu ton dan itu masih cukup hingga dua minggu kedepan," ungkapnya.

Dijelaskan produksi urea PKT hingga Nopember 2008 mencapai 2. 296.120 ton dan produksi amonia sebesar 1. 524. 518 ton.

"Estimasi produksi urea hingga akhir 2008 sebesar 2 528. 200 ton atau naik 113 persesn dari RKAP (Rencana Kerja Anggaran dan Pendapatan) 2008 dan amoniak mencapai 1. 661.05 ton atau naik 107 persen," katanya.

Target produksi pada 2009 lanjut Direktur Utama PT. PKT itu yakni, 2. 780. 000 ton.

"Perkiraan produksi pupuk bersubsidi tahun depan (2009) sebesar 2,7 juta ton. Namun target itu tergantung ketersedian gas," ujarnya.

"Jadi petani tidak perlu resah karena stok pupuk tetap tersedia. Memang, untuk pupuk bersubsidi sistem pemasaranya kami lakukan secara tertutup sehingga pupuk bersubsidi itu tidak dijual bebas. Petani yang bisa memperoleh pupuk bersubsidi harus menunjukkan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). Upaya itu dilakukan untuk meminimalisir penyelewengan pupuk bersubsdi oleh distributor dan pengecer," tegasnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008