Borobudur (ANTARA News) - Usulan Indonesia kepada Badan PBB untuk Kebudayaan (Unesco) agar batik sebagai warisan budaya dunia sebagai upaya pemerintah mendorong pelestarian terhadap salah satu peninggalan nenek moyang Bangsa Indonesia itu. "Untuk melindungi budaya, batik Indonesia kita usulkan kepada Unesco sebagai warisan dunia," kata Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Marsis Sutopo, kepada ANTARA News di Borobudur, Jateng, Rabu. Ia mengatakan, usulan melalui Departemen Kebudayaan dan Pariwisata itu hingga saat sekarang masih dalam tahap penyusunan naskah akademis tentang batik Indonesia. Batik sebagai warisan dari nenek moyang Bangsa Indonesia, katanya, memiliki multifungsi dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai bahan pakaian, sarana "pasok tukon" (mahar) dalam tradisi perkawinan, untuk upacara adat, dan menunjukkan status sosial seseorang. Ia menyebut batik sebagai produk kreativitas budaya Bangsa Indonesia yang bernilai luhur. Jika Unesco menyetujui usulan Indonesia atas batik Indonesia sebagai warisan dunia, katanya, tentu akan menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia dan masyarakat internasional. Ia menyebut motif batik juga dijumpai sebagai hasil kebudayaan bangsa lain seperti Mesir, Iran, Cina, Thailand, dan Malaysia. "Batik bukan monopoli Indonesia. Mereka juga memiliki tradisi batik, tetapi tentu berbeda satu sama lain, berbeda juga dengan tradisi batik Indonesia. Batik Indonesia terlihat lengkap dan multifungsi," katanya. Ia mengatakan, motif mirip batik juga dijumpai dalam relief di Candi Borobudur yang dibangun sekitar abad ke-8 masa Dinasti Syailendra. "Yaitu motif sulur-suluran yang sebenarnya motif tumbuhan menjalar sebagai hiasan relief, juga ada motif bunga, kain rumbai-rumbai, itu banyak dijumpai dalam relief Borobudur," katanya. Beberapa sumber, katanya, menyebutkan bahwa batik Indonesia berkembang pada zaman Kerajaan Majapahit sehingga daerah seperti Trowulan dan Mojokerto di Jawa Timur dikenal sebagai pusat batik. Pada zaman Kerajaan Mataram Islam, katanya, juga berkembang budaya batik sebagai produk kreatif para puteri keraton. "Batik Indonesia perlu terus dilestarikan, sejak zaman dahulu dibuat untuk pemaknaan kehidupan," kata Marsis Sutopo.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008