"Bahasa asing itu tidak hanya untuk sekedar diketahui, melainkan juga harus sepenuhnya dikuasai dengan baik dan benar," kata Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Unimed, Basyaruddin Daulay di Medan, Rabu.
Hal tersebut dikatakannya ketika diminta komentarnya mengenai penilaian FIBA Asia yang menyebutkan wasit Indonesia lemah dalam penguasaan bahasa Inggris.
Menurut dia, penguasaan bahasa Inggris itu mutlak diketahui, tidak ada alasan bagi wasit yang memimpin pertandingan tidak memahaminya.
"Ini jelas akan merugikan wasit tersebut, karena tidak akan dipercaya lagi memimpin atau mengatur pertandingan," ujar dia.
Untuk itu, katanya, wasit basket yang memiliki lisensi nasional dan masih lemah dalam menggunakan bahasa asing agar diberikan kursus singkat bahasa Inggris.
Pelatihan bahasa asing itu, jelas sangat banyak manfaatnya, bisa saja FIBA Asia akan mempercaya wasit Indonesia memimpin event tingkat Asia.
"Pembinaan wasit basket itu adalah merupakan tanggungjawab PB Perbasi.Ini perlu dipikirkan demi meningkatkan kemampuan perwasitan di Indonesia, " kata Daulay yang juga Ketua Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia (ISORI) Sumut.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk melahirkan wasit nasional yang berkualitas, maka persyaratan untuk menjadi wasit, minimum harus berpendidikan Strata I (S1) bukan lagi lulusan SLTA.
Selama ini, wasit yang direkrut itu, rata-rata hanya berpendidikan SMA, sehingga wajar saja kemampuan mereka dalam berbahasa asing agak kurang.Ke depan ini tidak perlu terjadi lagi.
Kemudian, calon wasit yang akan direkrut itu, mengetahui secara luas tehnik-tehnik permainan basket.
Sebab, katanya, selama ini wasit tersebut adalah rata-rata mantan atlet yang diangkat jadi wasit.
"Jadi wasit basket tersebut tidak hanya memahami tentang olahraga, tetapi juga informasi teknologi (IT), memiliki wawasan luas, disiplin, cerdas dan tegas dalam memimpin pertandingan," kata Daulay.
Sebelumnya, Technical Direktor FIBA Asia, Col. Lee Kak Kuan, mengatakan, wasit basket Indonesia sebenarnya cukup bagus, berwawasan dan paham teknik-teknik permainan basket, namun mempunyai kelemahan dalam penguasaan Bahasa Inggris.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008