Jimbaran (ANTARA News) - Bali akan menjadi pusat studi demokrasi di Asia. Hal ini akan terwujud melalui diresmikannya Institute for Peace and Democracy oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, di Kampus Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Rabu (10/12). Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan dengan disahkannya Institute for Peace and Democracy maka Pulau Bali mendapatkan satu julukan baru yakni `Island for Peace and Democracy`. "Pulau Bali sudah mendapat julukan Island of paradise maka dengan diresmikannya Institute for Peace and Democracy maka Bali mendapat julukan baru sebagai Island for Peace and Democracy," kata Pastika, dalam sambutannya dalam upacara peresmian Institute for Peace and Democracy, di Bukit Jimbaran, Bali, Rabu. Pastika berharap Bali dapat dijadikan laboratorium hidup untuk pembelajaran kedamaian dan demokrasi di Indonesia untuk dibawa ke seluruh dunia. "Di Bali, setiap orang terutama yang beragama Hindu akan mengucapkan santi atau damai sebanyak sembilan kali dalam satu hari dengan puja tri sandhya. Maka secara filosofis dan sosiologis Bali telah menerapkan hidup harmoni dan seimbang," kata Pastika. Untuk itu Pastika berharap Institute for Peace and Democracy dapat memberi kontribusi nyata atas perdamaian dan demokrasi di dunia khususnya Asia. Institute for Peace and Democracy merupakan institut hasil kerjasama antara Universitas Udayana dan Departemen Luar Negeri RI. Institut ini merupakan suatu kesatuan dengan Bali Democracy Forum. "Institut ini akan menjadi wadah untuk melaksanakan ide dan gagasan yang timbul dalam Bali Democracy Forum dalam bentuk pertemuan, dialog, seminar, workshop dan publikasi dalam bidang perdamaian dan demokrasi, " kata Rektor Universitas Udayana, I Made Bakta. Bakta juga berharap dengan dibentuknya Institute yang berbasis di Universitas Udayana akan mampu mengembangkan dan mengkaji isu-isu terkait dengan demokrasi dan perdamaian. Menurut Bakta untuk sementara institute ini akan berada di lantai dua Gedung Rektorat Udayana. Direncanakan akan ke depan Institute for Peace and Democracy akan menempati gedung yang lebih representatif. Institute ini akan dikelola oleh tim manajemen professional yang terdiri dari akademisi dan praktisi dari Universitas Udayana dan Universitas lainnya di Indonesia serta dari Departemen Luar Negeri RI.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008