Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai cara-cara berdemokrasi, berpolitik, dan penyelenggaraan pemilihan umum Indonesia terus berkembang menuju arah yang lebih baik.
Hal itu dikemukakan Presiden Yudhoyono dalam acara konferensi pers seusai membuka Forum Demokrasi Bali (BDF) di Nusa Dua, Bali, Rabu.
"Ini (tentunya) memerlukan kesadaran dan tanggung jawab bersama dari para elit agar proses yang dari tahun ke tahun itu berjalan ke arah yang benar dan makin memunculkan kehidupan dan wajah demokrasi yang bukan hanya pada tingkat pusat, tapi juga merambah ke seluruh wilayah Indonesia," katanya.
Menurut Kepala Negara, ada dua unsur yang diperlukan untuk menciptakan kehidupan demokrasi yang baik.
"Pertama tentu saja harus damai. Tidak ada artinya negara yang demokrasi tapi jauh dari kedamaian, mudah sekali terlibat dalam kekerasan dan gangguan yang membuat kehidupan tidak stabil," katanya seraya menambahkan bahwa dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara, apapun yang dilakukan harus damai sehingga setiap perbedaan pendapat dicari solusi damainya.
Kedua, lanjut dia, harus adil. Pelaksanaan kehidupan demokrasi harus betul-betul jujur.
Presiden menekankan dengan dua prinsip itu maka pemilihan umum 2009 dapat terwujud dengan sukses.
Sementara itu pada Rabu pagi, Presiden membuka BDF yang diikuti oleh sedikitnya 31 negara termasuk tiga kepala pemerintahan negara sahabat --Perdana Menteri Australia Kevin Rudd, Kepala Negara Brunei Darussalam Sultan Hasanah Bolkiah, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao.
Seluruh negara ASEAN juga mengirimkan delegasinya ke forum tersebut, termasuk Myanmar yang sedang menghadapi masalah demokrasi.
Negara-negara lain seperti China, Jepang, dan India juga ikut hadir. Negara luar kawasan juga diundang sebagai peninjau, yaitu Italia, Inggris, Swiss, Austria, Belanda, Swedia, Norwegia, Tunisia, AS, dan Kanada.
BDF diharapkan dapat menjadi ajang tahunan yang diikuti dengan berbagai pertemuan teknis bulanan dalam tingkat kelompok kerja.
BDF akan ditindaklanjuti dengan pembentukan Institute for Peace and Democracy yang berbasis di Universitas Udayana, Denpasar dan ditujukan untuk menunjang kegiatan dan program dari BDF.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008