Jakarta (ANTARA News) - Duta Baca Indonesia (DBI) Tantowi Yahya mengusulkan kegiatan membaca menjadi sebuah jam pelajaran dan masuk dalam kurikulum sekolah, sehingga terwujud upaya peningkatan minat membaca di kalangan siswa mulai SD-SLTA.
"Hampir sebagian besar siswa sekolah mengunjungi perpusatakaan hanya pada saat menjelang ujian dan penugasan guru untuk membaca buku tertentu," katanya dalam Seminar Pemasyarakatan Minat Baca yang diadakan Perpusatakaan Nasional (Perpusnas) RI di Jakarta, Rabu.
Artis dan presenter di sejumlah TV itu juga mengusulkan, agar para siswa memiliki kebiasaan membaca buku, maka wajib mengunjungi perpusatakaan sekolah yang kegiatan itu masuk dalam penilaian di laporan hasil belajar.
Selain itu, mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang mengajak siswa berpartisiapsi aktif dalam kemajuan perpustakaan sekolah, seperti memberikan penghargaan sebagai Pustakawan Belia.
Caleg dari Partai Golkar itu berjanji, jika dirinya terpilih sebagai anggota DPR (2009-2014), usulan memasukan kegiatan membaca dan kunjungan ke perpustakaan sekolah ke dalam kurikulum pendidikan kelak akan diperjaungkan kepada pemerintah.
Tantowi mengaku sejak diangkat sebagai DBI oleh Perpusnas RI pada 2006 hingga 2008 telah mengunjungi 30 lokasi se-Indonesia untuk memsyarakatkan gemar membaca agar masyarakat memiliki pengetahuan, kecerdasan serta ikut menanggulangi kemiskinan.
"Tema sebagai DBI yaitu 'Ibuku, Perpustakaan Pertamaku' sebagai kampanye untuk meningkatkan peran orangtua dan lingkungan rumah untuk merangsang minat membaca anak-anak sedini mungkin mulai usia 0-3 tahun," ujarnya.
Menurut Tantowi, keengganan membaca pada anak usia sekolah, antara lain disebabakan minimnya ketersediaan pustaka, tidak familiarnya perpustakaan dan tidak adanya model atau teladan membaca.
Tantowi berharap agar prestasi perpustakaan sekolah sebaiknya difokuskan pada jumlah kunjungan, bukan hanya pada jumlah koleksi atau kondisi fisiknya saja, serta mengkampanyekan tema "Guruku, Pustakawan Pertamaku".
Seminar yang dibuka Kepala Perpusnas Dady P Rachmananta itu juga menghadirkan pembicara Kabul Budiono (anggota Dewas LPP RRI), Ny Laly M Nuh (anggota Perkumpulan Isteri Kabinet Indonesia Bersatu).(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008