Bukittinggi (ANTARA) - Pengoperasian pusat pertokoan Pasa Ateh di Bukittinggi, Sumatera Barat yang sudah selesai dibangun masih menunggu penyerahan aset bangunan dan pengelolaan dari pemerintah pusat di Jakarta kepada pemerintah daerah setempat.
"Masih menunggu dan kami sudah siapkan persyaratan yang diminta agar aset bangunan dan pengelolaannya bisa diserahkan ke pemkot," kata Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Bukittinggi M Idris di Bukittinggi, Sabtu.
Sejumlah persyaratan yang diminta yaitu terkait personel yang akan bertugas mengelola pasar, tenaga keamanan dan petugas kebersihan.
"Untuk tenaga keamanan dan kebersihan kemungkinan kami akan bekerja sama dengan pihak ketiga untuk merekrut tenaga," katanya.
Selanjutnya pemerintah setempat juga telah menyiapkan dana pemeliharaan pasar untuk tahun 2020 sebesar Rp5 miliar.
Ia mengatakan penyerahan aset dan pengelolaan pasar yang dibangun dengan dana APBN tersebut bisa saja memakan waktu karena tidak hanya berhubungan dengan pemerintah pusat namun juga persetujuan dari anggota dewan.
"Karena kondisi itu, kami berharap pedagang dapat bersabar menunggu untuk menempati toko karena proses penyerahan aset dan pengelolaan ini tidak sederhana apalagi pembangunan menelan biaya di atas Rp200 miliar, selain pemerintah pusat juga harus disetujui DPR," katanya.
Pusat pertokoan Pasa Ateh sebelumnya terbakar pada penghujung Oktober 2017. Berselang beberapa waktu kemudian dinyatakan tidak layak lagi digunakan setelah dilakukan uji kelayakan bangunan sehingga diruntuhkan.
Pasar dibangun kembali oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada Oktober 2018 dengan menelan biaya Rp292 miliar.
Fasilitas itu selesai dibangun pada akhir 2019. Saat ini area Pasa Ateh masih tertutup untuk umum dan para pekerja masih melakukan pekerjaan pembersihan bagian dalam dan luar bangunan.
Jelang difungsikan, pemerintah setempat juga sedang melakukan pendaftaran bagi pedagang yang akan menempati pasar, persiapan mengatur penempatan toko oleh pedagang sesuai barang yang dijual dan persiapan lainnya. ***1***
Pewarta: Syahrul Rahmat
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020