Jakarta (ANTARA) - Melakukan latihan fisik sebaiknya diselingi jeda agar otot-otot tubuh pulih. Jeda yang dimaksud bukan berarti tak melakukan apa-apa tetapi memilih aktivitas fisik yang membuat otot rileks.
"Habis exercise otot membutuhkan recovery. Makanya ada orang yang berolahraga tapi enggak ada hasilnya, ototnya enggak dikasih istirahat," ujar personal trainer Paradigm Fitness, Jehan Islianur dalam acara bincang Jovee di Jakarta, Sabtu.
Menurut Jehan, aktivitas yang bisa menjadi pilihan antara lain yoga, meditasi atau lainnya.
"Kalau terus (latihan fisik yang) tight, enggak kebayang badannya jadi apa. Kalau enggak sempat melakukan olahraga rileks, bisa dengan (konsumsi) suplemen," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, praktisi kesehatan dari Jovee dr. Fala Adinda menuturkan, sebagian orang lupa memulihkan otot-otot mereka usai beraktivitas fisik. Dipijat atau mendapatkan asupan mikronutrien menjadi hal penting agar pemulihan lebih cepat.
"Dari latihan ke latihan berikutnya kita butuh recovery, misalnya pijat, lalu (asupan) mikronutrien agar recovery lebih cepat," tutur dia.
Baca juga: 60 menit durasi maksimal berolahraga, jika lebih?
Lalu kapan waktu jeda terbaik?
Laman Livestrong menyebut, saat Anda merasa tubuh melemah maka itulah waktu otot perlu pemulihan alias jeda dari latihan fisik yang berat. Lamanya waktu jeda bervariasi antara masing-masing orang.
Tetapi ada cara untuk mempercepatnya, yakni merangsang sintesis protein otot, memastikan bahan bakar yang tepat untuk otot Anda dan menjaga glukosa darah selama dan segera setelah berolahraga.
Setiap hari, pastikan Anda mengosumsi 1,4 -2 gram protein per kilogram berat badan Anda. Jika Anda memiliki berat badan sekitar 79 kilogram, maka Anda harus mengonsumsi antara 111-159 gram protein per hari.
Otot Anda bergantung pada protein dan asam amino leusin agar lebih cepat pulih.
Jika Anda melakukan latihan fisik berat selama lebih dari satu jam, minumlah cairan kaya karbohidrat atau air saja sebenarnya sudah cukup.
Baca juga: Lansia perlu rutin latihan fisik, tapi jangan dipaksa
Baca juga: Latihan intensitas tinggi bagus bagi jantung pasien diabetes tipe 2
Baca juga: Bolehkah latihan fisik jika kurang tidur?
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020