Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Turki Ruhsar Pekcan di sela sela World Economic Forum (WEF) 2020 di Davos.
Pada pertemuan ini, kedua Menteri Perdagangan membahas upaya strategis dalam meningkatkan perdagangan kedua negara termasuk investasi melalui percepatan penyelesaian perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) Indonesia dan Turki.
“Indonesia dan Turki memiliki hubungan bilateral yang saling menguntungkan selama hampir 70 tahun. Oleh karena itu, penguatan perdagangan di bidang barang atau jasa menjadi isu penting yang harus dilakukan kedua Menteri. Melalui percepatan penyelesaian perundingan IT-CEPA, kedua Menteri Perdagangan sepakat akan memprioritaskan penyelesaian CEPA,” jelas Mendag lewat keterangannya diterima di Jakarta, Sabtu.
Mendag Agus menyampaikan, perundingan IT CEPA adalah langkah strategis untuk memenuhi target nilai perdagangan yang lebih baik bagi kedua negara pada 2023. Target nilai perdagangan Indonesia-Turki sebesar 10 miliar dolar AS sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi pada saat kunjungan kerja ke Turki Juli 2017 lalu.
Menurut Mendag Agus, perundingan ini merupakan salah satu bentuk keseriusan pemerintah Indonesia dalam upaya peningkatan kerja sama ekonomi dengan berbagai negara mitra dagang untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Mendag Turki menyampaikan apresiasi terhadap gagasan strategis Indonesia dan mengharapkan dukungan Indonesia dalam menyeimbangkan neraca perdagangan Turki dengan Indonesia.
"Saya mengapresiasi gagasan strategis Indonesia. Selain itu, kami juga mengharapkan dukungan Indonesia untuk menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara," kata Mendag Turki Ruhsar.
Mendag mengatakan, selama tiga putaran, perundingan IT-CEPA telah dilakukan secara inkremental, baik di bidang perdagangan barang, ketentuan asal barang, pengamanan perdagangan, perdagangan jasa, investasi, dan bidang lainnya.
"Memasuki perundingan putaran keempat yang akan diselenggarakan akhir Januari 2020, kami mengusulkan perundingan ini dapat dilakukan kembali pada April dan Juli 2020 untuk mempercepat penyelesaian,” kata Mendag Agus.
Mendag Agus menggarisbawahi, untuk meningkatkan perdagangan, diperlukan peran serta pelaku bisnis, baik ekspor maupun impor. Selain itu, perlu menjalin komunikasi yang lebih intensif di bidang perdagangan melalui kunjungan dagang dan dialog bisnis sejalan dengan penyelesaian IT CEPA, pengembangan kapasitas (capacity building) oleh kedua negara, serta standardisasi produk dan sertifikasi halal.
“Kerja sama dan kolaborasi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Turki juga harus didorong untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara,” tambah Mendag.
Pada kesempatan tersebut, Mendag Agus menegaskan, kedua negara sepakat meningkatkan perdagangan jasa, antara lain dengan penguatan jalur penerbangan Garuda Indonesia ke Turki dan Turkish Airline ke Indonesia dan dunia, serta mendorong investasi di kedua negara.
Lanjut Mendag, Turki yang tercatat sebagai salah satu investor terkuat di dunia, memiliki ketertarikan untuk membantu Indonesia dalam membangun projek pemindahan ibu kota Indonesia.
"Turki ingin menguatkan investasi di Indonesia dalam upaya penguatan ekonomi kedua negara. Kita menyambut baik rencana investasi Turki tersebut," pungkas Mendag Agus.
Total perdagangan Indonesia-Turki pada Januari-November 2019 mencapai 1,37 miliar dolar AS. Ekspor Indonesia ke Turki pada periode yang sama 2019 tercatat sebesar 1,05 miliar dolar AS. Sementara itu, impor Indonesia dari Turki tercatat sebesar 321,2 juta miliar dolar AS.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020