Pantauan ANTARA News di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas, ratusan warga desa setempat melaksanakan salat Idul Adha pada Rabu pagi di Masjid Baitussalam (Masjid Saka Tunggal) Cikakak dengan imam Sopani.
Sama seperti umat Islam lainnya, usai menjalankan salat Id, umat Islam Aboge juga melakukan pemotongan hewan kurban.
Menurut imam masjid sekaligus sesepuh Islam Aboge Desa Cikakak, Sopani, jumlah kambing kurban sebanyak dua ekor.
Mengenai keberadaan Islam Aboge di Cikakak, Sopani mengatakan, aliran tersebut telah masuk ke desanya sejak 1288 H.
"Aliran ini dibawa ke Cikakak oleh Eyang Mustolih pada tahun 1288 H dan hingga saat ini sudah lebih dari 10 keturunan," katanya.
Selain di Desa Cikakak, salat Id hari ini juga dilaksanakan ratusan penganut Islam Aboge yang tersebar di berbagai wilayah di Kabupaten Banyumas seperti Rawalo, Ajibarang, serta Kabupaten Purbalingga.
Penganut Islam Aboge atau Alip-Rebo-Wage (A-bo-ge) merupakan pengikut aliran yang diajarkan Raden Rasid Sayid Kuning.
Perhitungan yang dipakai aliran Aboge telah digunakan para wali sejak abad ke-14 dan disebarluaskan oleh ulama Raden Rasid Sayid Kuning dari Pajang.
Perhitungan ini merupakan gabungan perhitungan dalam satu windu dengan jumlah hari dan jumlah pasaran hari berdasarkan perhitungan Jawa yakni Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi), dan Pahing.
Penganut Aboge juga meyakini hari pertama adalah hari Jumat dan dalam satu bulan jumlah hari hanya 29 hingga 30 hari.
Dasar penentuan tersebut telah diyakini warga Aboge sejak abad ke-14, yakni dalam kurun waktu delapan tahun atau satu windu terdiri dari tahun Alif, Ha, Jim, Awal, Za, Dal, Ba, Wawu dan Jim akhir. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008