Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan tidak ada satupun asas demokrasi di dunia yang sempurna.
Presiden Yudhoyono mengemukakan hal itu saat membuka Forum Demokrasi Bali (BDF) di Nusa Dua, Bali, Rabu.
"Tidak ada demokrasi yang sempurna... tidak peduli apa sistem politik yang dikembangkan, dari bagian Asia mana kita berasal, atau budaya yang mempengaruhi," kata Presiden Yudhoyono.
Bahkan, lanjut Presiden, hingga saat ini demokrasi masih terus berkembang. Dan keyakinan itu yang mendasari BDF.
Oleh karena itu, kata Kepala Negara, kedudukan semua negara dalam BDF adalah sama, tidak ada satu negarapun yang datang untuk "menceramahi" negara lain tentang demokrasi atau berdebat tentang sesuatu.
Presiden mengatakan bahwa BDF bukan suatu ajang yang akan mencoba menerapkan suatu bentuk tertentu dari demokrasi.
"Kita semua berkumpul di sini untuk berbagi pengalaman terbaik, ide dan pemikiran tentang kerjasama," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa demokrasi masih terus berkembang sejak pertama kali ditemukan.
Kepala Negara memberikan contoh mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia yang terus berubah sebagai salah satu bentuk pencarian jati diri bangsa yang diwarnai dengan beberapa kegagalan.
Disebutkan pula berbagai macam kesulitan yang menimpa Indonesia, mulai dari krisis keuangan hingga konflik kepentingan justru menyempurnakan demokrasi karena masyarakat menjadi lebih bersatu dan kuat.
Presiden juga mengatakan bagaimana demokrasi di Indonesia berjalan berdampingan dengan Islam dan modernisasi.
Lebih lanjut Kepala Negara mengatakan bahwa kemampuan Asia yang sangat beragam dalam mengembangkan demokrasi akan membentuk Asia di masa depan, seiring dengan kebangkitan Asia.
Pada kesempatan itu Presiden meyakini bahwa di masa mendatang "soft power" akan memegang peranan penting.
Oleh karena itu, lanjut dia, upaya mengatasi tantangan-tantangan demokrasi adalah hal yang penting untuk dibahas bersama, antara lain mengenai keselarasan demokrasi dengan harmonisasi kehidupan.
Mengingat pentingnya hal itu, maka Presiden berharap BDF akan berkembang dan memberikan kontribusi penting pada kawasan.
Sementara itu, Perdana Menteri Kevin Rudd mengatakan bahwa demokrasi bukanlah milik Barat ataupun Timur , namun milik seluruh umat manusia, sebagaimana tercantum dalam deklarasi HAM.
Selain mengucapkan selamat atas perkembangan demokrasi di Indonesia, Rudd juga menyebut komitmen Australia dalam mengembangkan demokrasi.
Rudd menekankan mengenai perlunya kerjasama di kawasan untuk mendorong demokrasi.
Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah selaku pembicara selanjutnya menggarisbawahi mengenai kewajiban pemerintah memenuhi kebutuhan warganya atas kehidupan yang layak.
Sultan Brunei menggarisbawahi tentang penerapan sisten pemerintahan yang baik di kawasan.
Sedangkan PM Timor Leste, Xanana Gusmao mengatakan bahwa demokrasi tidak dapat berkembang sendiri, namun harus sejalan dengan sejumlah aspek lain yang membentuk peraturan internasional.
Dia menyebut mengenai bagaimana serangan teroris Mumbai mengganggu tatanan dunia.
Berbicara selanjutnya dalam forum BDF adalah utusan khusus PM Jepang, Masahiko Koumura. Dia menyampaikan harapannya agar BDF dapat memberikan
kontribusi bagi perkembangan demokrasi kawasan. (*)
Copyright © ANTARA 2008
kembalilah kpd Pancasila ini satu2nya kunci bangsa ini.