Kupang (ANTARA) - Nelayan di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu menyelamatkan dua ekor penyu hijau (Chelonia Midas) yang tidak bisa kembali ke laut setelah bertelur di pantai.
"Penyu tersebut ditemukan Marselus Longo Mare, Ketua kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) Riangbaring, Desa Riangbaring, Kecamatan Ike Bura, Kabupaten Flores Timur," kata Kepala Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT, untuk wilayah Flores Timur, Lembata dan Sikka, Antonius Andy Amuntoda, ketika menghubungi Antara dari Larantuka, Flores Timur, Sabtu.
Ia mengatakan, setelah menerima laporan dari Pokmaswas, pihaknya berkoordinasi dengan petugas dari LSM Misool Foundation dan bersama ke lokasi untuk melepas kembali penyu itu ke laut.
Dia menjelaskan, sebelum melepas kembali ke laut, kedua penyu tersebut dilakukan pengukuran terlebih dahulu oleh petugas.
Ukuran kedua penyu tersebut pertama adalah panjang karapas 84 cm, lebar karapas 54 cm, tungkai depan 34 cm dan
tungkai belakang 24 cm.
Kedua panjang Karapas 72 cm, lebar karapas 54 cm, tungkai depan 36 cm dan tungkai belakang 25 cm, katanya menjelaskan.
Baca juga: Mencegah penyu dari ancaman kepunahan
Pihaknya telah meminta masyarakat di sekitar pantai untuk menjaga telur-telur penyu tersebut hingga menetas.
"Kami juga melakukan sosialisasi tentang pentingnya habitat penyu dalam menjaga ekosistem laut, dan meminta kepada masyarakat agar telur telur penyu tersebut dijaga sampai menetas dan dilepasliarkan kembali kelaut," katanya.
Baca juga: 18 Penyu Hijau dilepasliarkan di Pantai Kuta
Hadir pada acara pelepasliarkan kembali penyu itu selain petugas dari unsur Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi NTT wilayah Lembata Flotim dan Sikka, juga Satwas PSDKP Flores Timur, LSM Misool Foundation, Pokmaswas Riangbaring dan masyarakat Desa Riangbaring, Kecamatan Ile Bura Kabupaten Flores Timur.
Baca juga: Mengunjungi rumah penyu hijau Tanjung Waka
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020