New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah dunia turun pada Selasa waktu setempat, di tengah aksi ambil untung setelah sehari sebelumnya meningkat dengan spekulasi bahwa OPEC yang diperkirakan mengumumkan penurunan produksi pekan depan akan berpengaruh kecil di tengah jatuhnya permintaan, kata para dealer. Minyak mentah light sweet untuk pengiriman Januari menyusut 1,64 dolar AS menjadi ditutup pada 42,07 dolar AS di New York Mercantile Exchange. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Januari turun 1,89 dolar AS menjadi mantap pada 41,53 dolar AS per barel di InterContinental Exchange. Harga minyak telah melambung pada Senin, setelah presiden terpilih AS Barack Obama menjanjikan investasi infrastruktur terbesar dalam setengah abad terakhir dan Kongres mengindikasikan sebuah penyelamatan terhadap Tiga Besar industri otomotif AS. Harga juga terangkat karena para pedagang mencerna berita bahwa OPEC akan menurunkan produksinya pada pekan depan. Minyak Brent telah meningkat 2,90 dolar AS per barel dan minyak mentah New York meningkat 3,68 dolar pada Senin. Tetapi, para analis mengatakan kenaikan akan berlangsung singkat karena permintaan energi dalam jangka menengah masih melemah, dengan AS dan negara industri lainnya terperosok dalam resesi. "Fundamental minyak masih melemah ... Kecenderungan turun sangat lengkap," kata analis komoditas dari Societe Generale. Para investor akan memantau dengan cermat pertemuan OPEC 17 Desember dimana kartel minyak besar kemungkinan mengumumkan pemotongan produksi dalam upaya menahan kemerosotan harga. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang memproduksi sekitar 40 persen dari minyak mentah dunia, mempertahankan level produksinya sekarang dalam pertemuan terakhir mereka pada November. Pada Selasa, anggota OPEC Libya menyerukan sebuah pengurangan produksi "substansial" pada pertemuan 17 Desember. "Pasar perlu beberapa aksi substansial," kata kepala perusahaan minyak nasional Libya, Shukri Ghanem. Sehubungan dengan harga sekarang, ia mengatakan: "Saya pikir setelah pertemuan OPEC harga akan rebound." Harga minyak telah jatuh sekitar 70 persen sejak mencapai rekor tertinggi di atas 147 dolar AS pada Juli, karena para investor mencemaskan pelambatan ekonomi global terus menyeret permintaan energi menurun. "OPEC tidak memiliki sejarah sangat bagus dari strategi jangka panjang yang efektif," kata analis Mike Fitzpatrick dari MF Global, demikian AFP.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008