London (ANTARA News) - Komisi Bersama RI-Rusia ke-5 di Moskow berakhir dengan harapan Rusia bisa lebih aktif membeli produk Indonesia karena perdagangan yang masih relatif timpang sementara di sektor investasi dan pariwisata merupakan dua lahan yang harus digarap lebih serius.Counsellor KBRI Moskow, M Aji Surya dalam keterangannya kepada koresponden Antara London, Selasa, menyebutkan bahwa pertemuan Sidang Komisi Bersama itu ditutup dengan penandatanganan Protokol oleh kedua belah pihak.Sidang Komisi Bersama RI dan Rusia itu diikuti 51 peserta dari Indonesia yang diketuai Retno Marsudi, Dirjen Amerika dan Eropa, Deplu, sedang Rusia mengirimkan 31 orang delegasi ke sidang yang berlangsung selama 8-9 Desember 2008.Pertemuan berikutnya akan dilaksanakan di Indonesia untuk mengevaluasi pekembangan implementasi target yang dipatok di Moskow. Tempat dan waktu akan ditentukan kemudian. "Begitu tiba di Jakarta, kami segera diskusikan di pulau mana kita tahun depan akan bertemu, sebab kita memiliki 17 ribu pulau," ujar Retno Marsudi. Ketua Delegasi RI, Retno Marsudi secara terbuka menyatakan, perdagangan yang telah melampaui target tidak akan menghentikan eksplorasi kesempatan yang masih ada. Dengan kekuatan ekonomi raksasa yang sedang berkembang, Rusia dinilai memiliki kapasitas untuk mengimpor lebih banyak produk dari Indonesia. Rusia sudah waktunya mengimpor lebih banyak produk kebutuhannya dari Indonesia, ujarnya. Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia misalnya, menawarkan kepada Rusia untuk membeli lebih banyak lagi di tahun-tahun mendatang. Tahun ini Indonesia memproduksi 18 juta ton dan Rusia dapat meningkatkan impornya. "Dalam terminologi bisnis, kontrak tentu lebih baik dibandingkan hanya kontak," katanya berseloroh serius. Lebih lanjut mantan Dubes RI di Norwegia itu mengatakan, menganekaragamkan aktivitas usaha juga harus diprioritaskan.Sementara itu, Dubes RI untuk Rusia, Hamid Awaludin secara khusus menyatakan, implementasi investasi Rusia di Indonesia perlu dipercepat agar kedua belah pihak dapat memetik manfaat lebih cepat, seperti rencana investasi Rusia dalam bidang teh dan kopi. Selain itu, kedatangan wisatawan Rusia di masa-masa mendatang akan disambut dengan antusias bangsa Indonesia, termasuk rencana adanya konsul honorer Rusia di Bali."Kerjasama bidang ekonomi tersebut dapat mereduksi dampak buruk krisis finansial internasional," katanya.Sementara itu, Ketua Delegasi Rusia, Anatoly lvanovich Yarochkin kembali membuat catatan perlunya peningkatan kerjasama di bidang budaya melalui peringatan bersama 60 tahun hubungan diplomatik RI-Rusia. Momentum penting ini akan dijadikan batu loncatan bagi kerjasama yang lebih erat di bidang-bidang lainnya seperti pembangunan galangan kapal dan energi nuklir. "Rusia antusias untuk pelaksanaan perayaan bersama tersebut," katanya.Dalam SKB di kota ujung dunia bagian utara ini juga disepakati bahwa hubungan kedua bangsa masih terkendala tidak adanya penerbangan langsung. Oleh karenanya di tahun 2009 ditargetkan maskapai penerbangan Rusia bisa menerbangi Jakarta atau Bali. Sementara perusahaan Garuda Indonesia, saat ini sedang menjajagi kerja sama dengan beberapa perusahaan Rusia untuk bisa melakukan joint commercial flights.Apabila masih terdapat kendala berarti hal tersebut akan menjadi tugas Indonesia -Russia Business Council yang akan diresmikan keberadaanya tahun depan. Lembaga ini merupakan penghubung kegiatan bisnis sekaligus dapat memberikan bantuan advis penyelesaian masalah.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008