Mataram (ANTARA News) - Jenazah warga Amerika Serikat (AS), Greenfield Clifford Lawrence (70), sudah 29 hari dibiarkan "terlantar" di kamar jenazah RSUD Mataram, NTB, sehingga manajemen rumah sakit memutuskan untuk segera menguburnya di Tempat Penguburan Umum (TPU) Kapitan, Ampenan. Pejabat Kehumasan RSUD Mataram, Rudi Syarif yang didampingi penanggungjawab kamar jenazah, Musta`an, di Mataram, Salasa, mengatakan, jenazah Lawrence akan segera dikuburkan agar tidak terus-menerus menjadi beban manajemen rumah sakit. Apalagi, jumlah lemari pendingin Instalasi Pemulasaran Jenazah (IPJ) RSUD Mataram relatif terbatas dan operasional lemari pendingin itu membutuhkan aliran listrik. "Polda NTB juga sudah memberikan rekomendasi penguburan jenazah warga asing itu atas permintaan manajemen rumah sakit," ujar Syarif dibenarkan Musta`an. Menurut Musta`an, manajemen RSUD Mataram berkeinginan menguburkan jenazah Lawrence sejak menerima surat pemberitahuan faksimile dari Konsulat Jenderal (Konjen) AS di Surabaya perihal permohonan bantuan penguburan jenazah itu, tertanggal 3 Desember lalu. Namun, untuk menghindari permasalahan hukum pihak RSUD Mataram meminta rekomendasi aparat kepolisian dan rekomendasi itu baru diterima pada 9 Desember 2008. "Kami rencanakan besok (Rabu, 10/12) siang, jenazah Lawrence diserahkan kepada pemimpin umat Kristiani untuk dikuburkan di TPU khusus penganut agama Kristen di Ampenan," ujarnya. Seperti diketahui, Lawrence meninggal dunia saat dirawat di ruang ICU RSUD Mataram, 11 Nopember lalu, namun tidak diambil sanak keluarganya atau perwakilan negara AS sehingga terus disimpan di lemari pendingin ruang jenazah RSUD Mataram. Lawrence berada di wilayah NTB sebagai wisatawan dan sebelum meninggal dunia, sempat mendiami sejumlah hotel di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, sekitar 15 kilometer arah utara Kota Mataram. Ia memiliki paspor AS dengan nomor 448965727 dan tertera tanggal lahirnya 18 Januari 1938 di New Jersey, USA. Warga asing itu dirujuk dari Rumah Sakit Biomedika Mataram karena muntah darah dan mengeluarkan kotoran (berak) berwarna hitam, disrtai surat rujukan yang menyatakan Lawrence mengalami syok kardiogenik atau otot jantung gagal memompa darah. Saat dibawa ke Instalasi Gawai Darurat (IGD) RSUD Mataram, Lawrence didampingi Suparman Efendi selaku karyawan PT Adira Mataram yang mengaku sebagai saudara angkatnya. Lawrence sempat diperiksa di IGD RSUD Mataram kemudian dibawa ke ruang ICU dan meninggal dunia kemudian dibawa ke ruang IPJ, pada tanggal 11 Nopember 2008 pukul 12.55 Wita.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008