Bandarlampung (ANTARA) - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi memastikan kondisi keuangan Bank Pembangunan Daerah Lampung (Bank Lampung) dalam keadaan sehat dan tidak ada masalah.
"Bank Lampung itu sehat dan tidak ada masalah. Saya juga sudah menginisiasi agar melakukan rapat umum pemegang saham untuk mengisi struktur direksinya," kata Arinal di Bandarlampung, Jumat.
Terkait belum terisinya sejumlah direksi dan komisaris di Bank Lampung, Arinal menjelaskan nantinya ada unsur pemerintah yang masuk dewan komisaris agar bisa mengevaluasi kinerja bank tersebut.
"Nanti juga akan terdapat unsur pemerintah yang masuk dalam dewan komisaris untuk mengevaluasi apa yang akan kita lakukan," jelasnya.
Baca juga: OJK bantah Bank Lampung bakal bangkrut, apalagi turun kasta jadi BPR
Ia juga mengajak jajaran provinsi dan kabupaten sebagai pemegang saham untuk mengembangkan bank tersebut.
Menurut dia, swasta dan masyarakat juga bisa memiliki Rp20 miliar sebagai modal.
"Terkait syarat minimum modal inti Bank Lampung minimum Rp1 triliun, akan segera saya lakukan dengan para pemegang saham. Dan untuk mencapai Rp3 triliun, akan dilakukan diskusi bersama membentuk sindikasi dengan bank daerah lainnya," ujar Gubernur Arinal.
OJK bantah Bank Lampung bankrut
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung membantah adanya isu bahwa Bank Pembangunan Daerah (BPD) Lampung atau Bank Lampung bakal bangkrut, mengingat kondisi keuangan bank daerah Lampung ini cukup bagus.
"Soal pemberitaan yang menyebutkan bahwa Bank Lampung bakal bangkrut itu tidak benar, karena menurut catatan OJK, tingkat kesehatan atau keuangan Bank Lampung cukup bagus," kata Kepala OJK Lampung Indra Krisna, beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan pula bahwa Bank Lampung tidak akan turun kasta menjadi bank perkreditan rakyat (BPR) seperti yang beredar dalam pemberitaan media massa sebelumnya.
Baca juga: BI prediksi ekonomi Lampung tumbuh 5,3 persen tahun 2020
Dia menyebutkan, tingkat kesehatan Bank Lampung cukup bagus. Salah satu indikatornya adalah capital adequacy ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal mencapai 19,3 persen.
Menurut Indra, CAR itu jauh di atas ketentuan, mengingat aturan OJK itu minimal 8 persen. Begitu pula non performing loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah Bank Lampung terjaga baik yakni 0,9 persen atau di bawah 5 persen.
"Saya berharap kepada media massa untuk membantu membangkitkan rasa kepercayaan masyarakat sehingga tidak terburu-buru untuk mengambil dananya di Bank Lampung," kata Indra Krisna.
Kemudian, menurutnya lagi, manajemen Bank Lampung juga sudah mengajukan Rencana Bisnis Bank atau RBB dengan target pada 2020 menambah modal hingga Rp1 triliun. Artinya, manajemen punya perencanaan bisnis memperkuat modal Bank Lampung. Namun, RBB ini masih harus dikomunikasikan ke pemegang saham.
"Bank Lampung ini, dalam kondisi sehat. Rasio dan ratingnya terjaga baik. Oleh karena itu, OJK selalu mengawal agar operasionalnya mengikuti aturan-aturan," ujar Indra.
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020