Angpao merupakan dagangan yang paling banyak dibeli warga Tionghoa menjelang Imlek

Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pedagang hiasan Imlek di Pasar Glodok, Jumat malam, berharap mendapatkan untung menjelang pergantian Tahun Baru China 2571.

"Hari terakhir ini, sudah penutupan jelang pergantian tahun semoga semua terjual," kata Asep pedagang hiasan Imlek dari Kuningan saat ditemui di Pasar Glodok, Petak Sembilan, Jakarta Barat.

Asep mengatakan pedagang hiasan Imlek di Pasar Glodok Jalan Pancoran Petak Sembilan adalah pedagang musiman yang setiap Tahun Baru Imlek membuka lapak.

Pedagang musiman tersebut telah berjualan sejak sebulan yang lalu, dan sehari menjelang pergantian Tahun Baru China merupakan hari terakhir mereka berjualan.

"Malam terakhir harga diobral aja," kata Asep untuk menarik pelanggan.

Asep dan sekitar 20 pedagang hiasan Imlek menjual aneka hiasan Imlek berwarna serba merah menyala. Hiasan tersebut seperti lampion dengan berbagai ukuran, kecil sedang hingga besar.

Suasana malam di Pasar Glodok Jalan Pancoran Petak Sembilan, Jakarta Barat, ramai dikunjungi warga yang ingin membeli perlengkapan Imlek Tahun Baru China 2571, Jumat (24/1/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Aneka hiasan seperti tulisan dan pajangan bergambar tikus yang merupakan lambang dari Shio tahun ini yakni Tikus Logam. Ada juga dompet kain bisa untuk menyimpan ponsel dan 'power bank', aneka gantungan, baju, bunga persik, dan tidak ketinggalan angpau.

Harga hiasan bervariasi seperti tas kain warna merah yang mereka sebut dompet Imlek dijual dari harga Rp15 ribu untuk ukuran kecil, hingga Rp30 ribu untuk ukuran besar.

Untuk hiasan lainnya seperti boneka tikus ukuran besar dijual Rp25 ribu ukuran kecil dan Rp50 ribu ukuran besar.

Sedangkan untuk aneka hiasan atau gambar-gambar bertuliskan aksara China dan gambar lucu Shio Tikus dijual Rp15 ribu hingga ada yang dijual Rp200 ribu tergantung bahan dan kualitas gambar serta warnanya.

"Kalau udah malam terakhir ini yang paling banyak dibeli itu angpao," kata Rizky pedagang hiasan Imlek lainnya.

Rizky menjual obral aneka angpau yang dimilikinya satu bungkus isi enam lembar angpau seukuran uang kertas dijual Rp10 ribu, bagi yang membeli tiga mendapat tawaran harga obral Rp25 ribu.

Angpao paling banyak dibeli jelang malam pergantian Tahun Baru China 2571 di Pasar Glodok Jalan Pancoran Petak Sembilan, Jakarta Barat, Jumat (24/1/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Menurut Rizky sudah tradisi setiap malam jelang pergantian tahun yang paling banyak dibeli oleh warga Tionghoa adalah angpao. Dalam sehari bisa laku sekitar 100 pak.

Baca juga: "Jakarta Imlekan" jadi hiburan warga pada jam pulang kerja

Baca juga: Imlek, Dragon dan Ondel-ondel hibur warga di depan Grand Hyatt

Baca juga: Yuk Cek Hiburan yang Pemprov DKI siapkan untuk perayaan imlek 2571

Alin (40) warga Cengkareng yang sedang membeli angpao di Pasar Glodok mengatakan angpao sangat diperlukan saat Imlek sebagai isian atau istilah bagi angpao yang diisi uang.

"Untuk isian, nanti dibagi-bagi, kebanyakan untuk anak-anak sih," katanya.

Menurut kepercayaannya membagikan angpao akan membawa kebaikan berupa rezeki sehingga tradisi itu terus terjadi setiap Imlek.

Jika hari-hari sebelumnya pedagang musiman hiasan Imlek berjualan hanya sampai pukul 22.30 WIB, khusus pada malam pergantian Tahun Baru China ini pedagang berjualan selama 24 jam.

Suasana di Pasar Glodok Jalan Pancoran Petak Sembilan kian ramai saat malam, warga Tionghoa berburu perlengkapan Imlek seperti hiasan, pakaian, buah-buahan, hingga bunga.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020