Dalam peristiwa itu dilaporkan empat orang luka.
Kabid Humas Polda Maluku, AKBP J Huwae, Selasa petang mengatakan, situasi di Masohi sudah terkendali setelah instansi berwenang mengerahkan aparat dari Polres Malteng dan personel TNI dari Yonif 731/Kabaressy, serta satu peleton Samapta dan Brimob Polda Maluku.
Insiden yang sempat membuat panik warga Masohi dan sekitarnya itu telah menyebabkan 20 unit rumah penduduk Letwaru, dua unit fasilitas peribadatan, dua unit mobil angkutan kota, bangunan balai desa, dan sebuah Puskesmas terbakar.
"Terpenting, saat ini personil keamanan telah menyekat Desa Letwaru sehingga tidak terjadi ketegangan sehingga proses penegakkan hukum bisa berlangsung agar mereka yang bersalah harus mempertangggung ajwabkan perbuatannya,"tegas Kabid Humas.
Oknum guru WM juga sudah diamankan untuk harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.
"Kami berharap masyarakat tidak terprovokasi dan menyerahkan proses penanganannya sesuai ketentuan hukum oleh Polres Malteng sehingga stabilitas keamanan tetap terkendali,"ujar Kabid Humas.
Sementara Sekda Maluku Tengah, N Sukur menyatakan, Bupati Abdullah Tuasikal telah meminta Polres setempat menghadirkan saksi untuk mengungkap dan menyelesaikan kasus itu.
"Saksi sudah dihadirkan di Polres Malteng guna menyelesaikan persoalan sesuai ketentuan hukum. Oknum guru itu pun bila berdasarkan hasi penyidikan polisi ternyata bersalah, maka pastinya dikenakan sanksi kepegawaian,"tandasnya.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008
Satu agama merasa menyakiti manusia lain adalah benar, padahal kalo mereka teriak demi tuhannya, apa mereka tidak pikir yang mereka sakiti atau bunuh tiu adalah manusia ciptaan tuhannya juga. Kapan majunya kalo yang satu ini jadi tuan di negeri ini !!!
bapak penegak hukum...hukum oknum2 yang tidak bertanggung jawab dengan seberatnya...(ini neh penyebab keresahan dan ketidakamanan warga)..