Jakarta, (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Boediono mengatakan pihaknya mewaspadai peningkatan kredit macet (non performing loan/NPL) di perbankan nasional.

"Potensi menurunnya kemampuan untuk membayar utang (debt repayment capacity) dari pelaku ekonomi secara keseluruhan yang berdampak pada kemungkinan peningkatan NPL perbankan ke depan," katanya di Gedung DPR, Selasa.

Menurut dia, perekonomian global yang memburuk belakangan ini dan diperkirakan berlanjut pada 2009 mendatang berpengaruh terhadap kinerja perekonomian Indonesia.

Ia menambahkan pertumbuhan ekonomi global terutama terasa pada menurunnya permintaan dunia yang pada akhirnya akan menurunkan permintaan ekspor.

Akibatnya para industri yang berorientasi ekspor akan kehilangan banyak pasarnya, yang pada akhirnya akan mengurangi kapasitas produksinya. Pertumbuhan dunia sendiri diperkirakan merosot dari tiga persen menjadi 2,2 persen.

Sementara itu, untuk 2009, menurut Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan pihaknya telah merevisi proyeksi pertumbuhan kredit dari 22-24 persen menjadi 19-22 persen.

"Revisi turun mengikuti asumsi pertumbuhan ekonomi APBN pemerintah yang juga turun, setelah melihat kondisi perekonomian saat ini, dan mengumpulkan data-data kita mervisi turun 19-22 persen," katanya kepada ANTARA, Sabtu.

Ia mengatakan, turunnya pertumbuhan terutama pada semester I 2009. "Seperi kata menteri keuangan bahwa pada 2009 mungkin krisis akan semakin kuat," katanya.

Kepala Biro Kebijakan Moneter Bank Indonesia Hendar mengatakan, tahun 2009 masih sulit diperkirakan sebab tingkat ketidakpastian perekonomian dunia masih tinggi.

Menurut dia, dampak yang paling nyata adalah pertumbuhan ekonomi akan turun karena permintaan terus turun. Untuk itu penyaluran kredit akan menurun.

"Sejalan dengan pertumbuhan investasi, konsumsi yang melambat, membuat kredit perbankan menurun," katanya.

Peneliti Eksekutif Biro Kebijakan Moneter Bank Indonesia Wiwik Sisto Widayat, ketidakpastian lingkungan ekonomi saat ini membuat perbankan akan sangat berhati-hati dalam menyalurkan kredit untuk menjaga agar kredit macet tidak bergerak.

Pada 2008, pertumbuhan kredit diperkirakan masih di atas 30 persen. Oktober 2008 pertumbuhan kredit (YoY) mencapai 34 persen.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008