Poznan, Polandia (ANTARA News) - Dampak perubahan iklim dapat menggusur sebanyak enam juta orang setiap tahun, separuh dari mereka akibat bencana alam seperti banjir dan badai, kata seorang pejabat senior PBB, Senin.

Badan pengungsi PBB (UNHCR = U.N. High Commissioner for Refugees) sedang membuat rencana yang didasarkan atas perkiraan lama bahwa pemanasan global akan memaksa antara 200 juta dan 250 juta orang meninggalkan rumah mereka sampai pertengahan abad ini, kata L. Craig Johnstone, Wakil Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi.

"Itu berarti tergusurnya sebanyak enam juta orang setiap tahun --itu adalah jumlah yang mengejutkan," katanya di sesi pembicaraan PBB mengenai iklim 1-12 Desember di Poznan, Polandia.

"Perkiraan operasi kami ialah mencakup jumlah minimal ... tapi kami sama sekali tak mampu mencakup itu saat ini," katanya seperti dilaporkan Reuters.

Johnstone mengatakan, lembaga bantuan perlu membantu hampir tiga juta orang yang kehilangan tempat tinggal mendadak setahun.

Tiga juta orang lagi tampaknya akan pindah akibat perubahan bertahap seperti naiknya permukaan air laut, dan lebih dapat membuat rencana.

Data statistik UNHCR memperlihatkan 67 juta orang kehilangan tempat tinggal di seluruh dunia pada akhir 2007, 25 juta di antara mereka akibat bencana alam.

Johnstone mengatakan, berbagai langkah guna membatasi buangan gas rumah kaca dan menyesuaikan diri dengan perubahan iklim takkan cukup untuk mencegah meningkatnya bencana atau konflik mengenai sumber daya, yang akan paling keras memukul orang paling miskin.

"Anda dapat menduga bahwa saat kemarau menerpa, saat anda menghadapi kelangkaan sumber daya ... itu akan meningkatkan ketegangan dan itu akan meningkatkan konflik," katanya.

Tetapi berbagai rencana dapat dibuat guna menangani bermacam bencana karena para ahli mengerti daerah mana di dunia yang tampaknya akan terpengaruh, katanya.

Dampak pemanasan global yang diramalkan meliputi badai yang lebih kuat dan menghantam daerah pantai di Asia serta Karibia, dan banjir yang makin sering terjadi serta kemarau di Afrika, Asia dan Amerika Latin.

Johnstone mengatakan, berbagai lembaga bantuan akan perlu meningkatkan pasokan bantuan yang mereka miliki bagi kondisi darurat sampai 10 hingga 20 kali.

"(Perubahan iklim) meningkatkan tambahan beban mendasar bagi umat manusia," katanya. "Kehadiran (UNHCR) di dunia hampir sebanding dengan bertambahnya tempat bergolak ... Jadi kami akan diminta pertolongan dan kami perlu mempersiapkan diri untuk itu."

Ia menambahkan kesepakatan baru iklim global yang akan disepakati paling lambat akhir 2009 di Copenhagen mesti meliputi dana untuk mempersiapkan diri guna menghadapi bencana, karena itu akan menghemat uang dalam jangka panjang. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008