Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri peringatan hari anti korupsi se-dunia di silang Monas Jakarta, Selasa.
Acara tersebut dihadiri 6.500 siswa SMA se-DKI Jakarta serta 1.000 anggota Karang Taruna, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu, dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.
Dalam sambutannya, Jaksa Agung Hendarman Supandji mengatakan berdasarkan data Bank Dunia, setiap tahunnya tercatat 1 triliun dolar AS digunakan sebagai uang suap dan 80 miliar dolar AS kerugian akibat korupsi.
"Indonesia sebagai negara hukum telah menempatkan diri pada posisi terdepan dalam pemberantasan korupsi. Pada 9 Desember 2004 pemerintah telah memerintahkan kepada seluruh jajaran kabinet Indonesia Bersatu untuk percepatan pemberantasan korupsi dengan Inpres nomor 5 tahun 2004," kata Hendarman.
Ia menambahkan pada 2005 dibentuk tim koordinasi pemberantasan tindak pidana korupsi sebagai tindak lanjut instruksi Presiden.
"Dalam periode pelaksanaan tugasnya dari tahun 2005 sampai 2007 telah berhasil menyelesaikan 280 kasus/perkara dengan nilai keuangan atau aset negara yang diselamatkan/diamankan sejumlah Rp3,95 triliun," ungkapnya.
Pada bagian lain sambutannya, Jaksa Agung menyatakan pemberantasan korupsi dilakukan dengan tiga cara yaitu edukatif, preventif dan represif.
"Ketiga komponen di atas yaitu represif, preventif dan edukatif telah dijalankan bersama-sama dalam satu kesatuan untuk penanggulangan korupsi," katanya.
Hendarman mengajak peringatan hari anti korupsi se-dunia dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan semangat aparatur negara dan semangat aparatur pemerintah serta semangat masyarakat sebagai perwujudan sikap anti korupsi.
"Pada peringatan hari anti korupsi, kita berkomitmen bahwa walaupun langit besok akan runtuh, dunia tempat berpijak akan terbelah berkeping-keping, namun hukum harus tetap tegak," tegasnya.
Hadir dalam acara itu Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Ibu Mufidah Kalla. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008