Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Gerilyawan bersenjata hari Senin melakukan penyerangan kedua dalam beberapa hari ini terhadap gudang-gudang NATO di Pakistan, dengan membakar hampir 100 kendaraan lagi yang akan dikirim untuk pasukan aliansi itu di Afghanistan, kata polisi.

Serangan terakhir terhadap sebuah terminal peti kemas di dekat kota Peshawar, Pakistan baratlaut, itu dilakukan sehari setelah Taliban melakukan penyerbuan terbesar dengan menghancurkan hampir 200 kendaraan di daerah tersebut.

Kali ini, penyerang membakar hampir 100 kendaran yang mencakup jeep dan 20 truk pemasok setelah menyiram kendaraan-kendaraan itu dengan bahan bakar, kata polisi.

Petugas pemadam kebakaran yang dikerahkan ke lokasi itu berhasil menyelamatkan 40 kendaraan lain.

"Itu serangan yang hampir sama dengan serangan yang dilakukan oleh 200 militan bersenjata" pada malam sebelumnya, kata pejabat kepolisian Anwar Zeb kepada AFP.

"Militan melarikan diri dari lokasi kejadian ketika polisi tiba," tambahnya.

Seorang pejabat keamanan mengkonfirmasi bahwa sekitar 200 orang bersenjata menyerang terminal itu pada jam-jam awal Senin sebelum mereka kabur.

Serangan semacam itu seringkali terjadi di Pakistan dan menjadi semakin besar dan canggih dalam beberapa bulan terakhir ini.

Namun, Senin, AS meremehkan serangan itu memiliki dampak berarti pada upaya keseluruhan NATO dan AS di Afghanistan.

Seorang penyelidik kepolisian mengatakan, Senin, gerilyawan pergi ke Peshawar dari kawasan suku Khyber yang dilanda kekerasan yang berbatasan dengan Afghanistan, dan mereka terorganisasi dengan baik.

NATO menempatkan sekitar 50.000 prajurit di Afghanistan dan sebagian besar perbekalan mereka datang melalui Pakistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Pakistan menempatkan sekitar 120.000 prajurit di sepanjang perbatasan itu dan menekankan bahwa tanggung jawab menghentikan penyusupan juga bergantung pada pasukan keamanan yang berada di Afghanistan.

Islamabad juga menegaskan bahwa setiap tindakan terhadap militan di dalam wilayah Pakistan akan dilakukan oleh pasukan Pakistan.

Hubungan antara AS dan Pakistan, dua sekutu utama dalam perang melawan terorisme, tegang akibat peningkatan serangan udara AS akhir-akhir ini dan serangan darat di kawasan suku tersebut.

Menurut militer Pakistan, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Ayman al-Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Terdapat sekitar 70.000 pengungsi Afghanistan di Bajaur, yang tinggal di sana sejak akhir 1970-an setelah mereka melarikan diri dari invasi Uni Sovyet ke Afghanistan, demikian AFP.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008