Medan (ANTARA News) - Semangat Idhul Adha dapat dijadikan moment untuk semakin memperbesar rasa sosial terhadap sesama, baik tetangga maupun masyarakat lingkungan lainnya. Pengamat Sosial Universitas Sumatera Utara (USU), Drs Yos Rizal, MSi, di Medan, Senin, mengatakan, nilai sosial yang terkandung dalam ibadah berkurban tidak bisa ternilai harganya. Selain semakin mendekatkan diri kepada Allah, melalui berkurban hubungan silaturahmi antara keluarga dan fakir miskin akan semakin terjalin erat. Ia mengatakan, sukarela dan ikhlas mengeluarkan sebagian harta untuk berkurban merupakan wujud mensyukuri nikmat Allah yang diberikan pada kita. Untuk itu, sifat ini haruslah terus didorong agar umat Islam menyadari akan arti penting dan makna berkurban. Berkurban akan sangat bermanfaat tidak hanya bagi diri pribadi, tapi juga menguntungkan bagi semua umat. Ibadah kurban itu tidak akan mengurangi harta orang yang mampu. Lebih lanjut ia mengatakan, pada hakekatnya setiap kali memasuki bulan Zulhijah ada dua hal penting yang harus diingat yakni peristiwa besar dan monumental dalam sejarah umat manusia yang menjadi bagian dari syariat Islam, yaitu peristiwa kurban dan ibadah haji. "Hari raya kurban atau Idul Adha hakikatnya adalah teguran, betapa nikmat Allah yang kita terima sungguh tak terhingga. Diwajibkan mengurbankan sebagian milik kita untuk kepentingan syiar agama dan sebagai manifestasi tanggung jawab sosial,"katanya. Hikmah berkurban juga bisa membuat para fakir miskin ikut bergembira karena bisa menikmati daging kurban. Itulah sebabnya Nabi Muhammad SAW setiap tahun memotong dua hewan kurban, satu untuknya dan keluarganya dan satu untuk umatnya yang tak berkurban. "Maksud itu semua mendorong umatnya agar sadar bahwa kurban itu nilai tinggi. Meskipun hukumnya sunah muakat, nilai ibadah sosialnya cukup besar. Setidaknya umat Islam berkurban untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang Allah SWT," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008