Washington, (ANTARA News) - Presiden-terpilih Amerika Serikat (AS) Barack Obama berikrar akan melakukan "diplomasi tegas tapi langsung" dengan Iran.
Diplomasi itu menawarkan insentif sekaligus ancaman sanksi yang lebih ketat dalam masalah  nuklir Iran.

"Kita perlu meningkatkan diplomasi tegas tapi langsung dengan Iran," katanya dalam wawancara yang disiarkan NBC, Minggu.

Obama, yang akan dilantik sebagai presiden pada 20 Januari 2009, mengatakan bahwa dirinya akan menyampaikan sikap tegas kepada Teheran bahwa program nuklir Iran "tidak dapat diterima".

Hal lain yang tidak dapat diterima adalah dukungan Iran terhadap kelompok Hamas dan Hisbullah serta "ancaman mereka terhadap Israel".

Dalam program wawancara "Meet the Press" itu, Obama juga menjanjikan "sanksi atau imbalan" untuk perubahan  sikap Iran.

Obama mengatakan imbalan itu antara lain insentif ekonomi dan akses lebih besar untuk masuk sistem perdagangan internasional.

Ancaman sanksi berupa desakan kepada mitra dagang Iran yaitu China, India, dan Rusia untuk "menyepakati bahwa demi mengubah prilaku Iran, kita harus memperketat sanksi (PBB)."

"Tapi kami bersedia berbicara langsung dengan mereka dan memberikan pilihan yang jelas. Dan, membiarkan mereka memilih jalan mudah atau jalan yang sulit," kata Obama.

AS dan Israel menuduh Iran berusaha memiliki bom atom namun tuduhan itu disanggah Iran yang menyebut teknologi nuklir adalah untuk ketersediaan pasokan listrik. Teheran terus memperkaya uraniumnya yang berarti menantang sanksi Dewan Keamanan PBB. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008