Jakarta (ANTARA) - Perayaan Imlek rasanya tak lepas dari hadirnya sajian berbagai makanan tradisional. Tiap tahunnya, jajanan Imlek menjadi salah satu yang wajib dihidangkan di perayaan tahun baru China ini.

Di kawasan pecinan Glodok, Jakarta Barat, terdapat beragam makanan dan jajanan tradisional khas Imlek yang terus menjadi incaran para pengunjung. Ada apa saja? Berikut ulasannya.

Kue keranjang

Jajanan pertama yang harus disajikan saat perayaan Imlek adalah kue keranjang. Kue keranjang dalam bahasa China disebut "nian gao", yang diartikan secara harafiah sebagai "tahun tinggi".

Rupanya, bagi masyarakat Tionghoa, terdapat makna serta filosofi di balik kue dengan tekstur kenyal dan rasa manis mirip dodol itu.

Kue keranjang di sebuah kios di Pecinan Glodok, Jakarta Barat, Kamis (23/1/2020). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

"Tekstur yang lembut dan kenyal menggambarkan keuletan dan kegigihan. Lalu kue ini juga tahan lama, yang maknanya penting dalam hubungan kekeluargaan," kata salah satu penjual, Kimkim.

Lebih lanjut, makna kekeluargaan juga ditunjukkan melalui bentuk kue yang bulat, yang menggambarkan keterikatan tanpa batas.

Rasa manis kue keranjang pun memiliki makna, yakni suka cita dan mampu membahagiakan orang lain.

Kue keranjang hadir dalam kemasan dus merah berisikan dua hingga empat buah kue. Ada pula kue keranjang yang hanya berbungkus plastik maupun daun pisang.

Jajanan otentik ini dibanderol mulai Rp35-50 ribu rupiah.

Tray of happiness

"Tray of happiness" di sebuah kios di Pecinan Glodok, Jakarta Barat, Kamis (23/1/2020). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

Makanan manis lainnya yang identik di perayaan Tahun Baru Imlek adalah satu set manisan dalam wadah berbentuk segi delapan yang dijuluki "tray of happiness".

"Tray of happiness" memiliki banyak makna. Delapan dalam budaya China adalah angka keberuntungan.

Set manisan ini terdiri dari aneka buah yang rupanya juga memiliki makna dan filosofi. Koko, penjual manisan di Pecinan Glodok mengatakan pembeli langsung akan mendapatkan set tersebut bersama dengan buahnya tanpa harus memilih sendiri.

Manisan buah yang ada di "tray of happiness" yaitu manisan melon - melambangkan kesehatan dan perkembangan hidup. Lalu jeruk kumquat yang melambangkan kemakmuran.

Ada pula kelapa kering atau kelapa segar, melambangkan persatuan dan persahabatan. Manisan kelengkeng, melambangkan banyak anak. Lalu biji teratai, melambangkan kesuburan.

Lebih lanjut ada buah leci, melambangkan ikatan keluarga yang kuat. Kacang tanah, melambangkan doa agar panjang umur. Dan terakhir semangka merah yang melambangkan kebahagiaan dan kejujuran.

Namun, menurut Koko saat ini "tray of happiness" juga hadir dalam isian lain seperti manisan berbentuk permen yang pembeli bisa pilih sendiri.

"Sekarang bisa saja pembeli membawa sendiri wadahnya, lalu diisi sendiri manisan yang dimau. Tapi kalau sudah yang paketan gitu, harganya Rp50 ribu saja, sama saja jatuhnya," kata pedagang itu.

Jeruk Mandarin

Jeruk di sebuah kios di Pecinan Glodok, Jakarta Barat, Kamis (23/1/2020). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

Dalam Bahasa China, jeruk disebut dengan "chi zhe", yang apabila diartikan secara harafiah adalah rezeki (chi) dan buah (zhe), atau buah pembawa rezeki.

Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, warna oranye cerah ini dianggap sebagai lambang emas atau rezeki berupa uang.

"Makna lainnya, jeruk punya rasa asam dan ada yang manis, seperti kehidupan manusia yang tidak selamanya manis. Dan kalau pun merasakan asam kehidupan, masih ada kenangan manis yang bisa didapat," kata Koko.

Jeruk juga diperuntukan untuk dibagi ke keluarga dan kerabat saat Imlek, karena diyakini bahwa kebahagiaan akan bertambah ketika kita memberi.

"Cara kita bersyukur, semua rezeki dan kebahagiaan tidak akan pernah habis dan terus mengalir," kata dia melanjutkan.

Baca juga: Ragam pernak-pernik Imlek yang paling dicari di tahun Tikus Logam

Baca juga: Dua shio yang kurang beruntung di tahun Tikus Logam

Baca juga: Mengenal karakteristik Tikus Logam di tahun 2020

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020