"Saya tidak tahu mas kalau tata cara memilih calon untuk pemilu 2009 besok berbeda, belum ada sosialisasi," kata Marliyah (39), di Semarang, Minggu.
Warga kecamatan Gunungpati ini mengaku belum pernah melihat sosialisasi pemilu 2009, baik lewat surat kabar maupun televisi.
Sama halnya dengan Marliyah, Suprianto (38), warga kecamatan Pedurungan ini juga mengaku belum mengetahui tata cara menggunakan kertas suara pada pemilu bulan April mendatang.
"Saya memang kadang-kadang membaca koran dan menonton televisi, tapi yang sering saya lihat hanya kampanye calon legeislatif dan partai politik saja," katanya.
Pria yang sehari-hari bekerja serabutan ini berharap kampanye dari parpol dan calon legeislatif berupa pamlet dan stiker, disertai dengan tata cara memilih, jadi jauh-jauh hari calon pemilih sudah mengetahui.
Sementara itu Kholifah (47), mengaku pernah mendengar kalau tata cara pemilu yang baru berubah, tetapi ia tidak tahu pasti caranya.
"Saya memang pernah dengar kalau sekarang modelnya tidak lagi mencoblos seperti dulu, tapi tidak tahu diganti jadi seperti apa," kata warga Genuk ini.
Meski pemilu masih kurang empat bulan lagi, tapi sejumlah warga yang diminta keterangan, berharap segera dilakukan sosialisasi agar tidak kebingungan saat hari pencoblosan.
"Kami berharap sosialisasi segera dilakukan agar cepat menyebar ke seluruh masyarakat, jadi pihak-pihak terkait akan lebih efektif melakukan sosialisasi," kata Kholifah. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008
emang di kitab suci ada aturan itu???
ya kalo emang rakyat udah merasa ga percaya ama pemerintah kenapa mesti dilarang???
harusnya benerin dulu tuh kerja para pejabat...
kalo rapat ya rapat, jangan tidur....
jangan triak2 berantas korupsi kalo dirinya sendiri korupsi...
parpol bukan lagi penyalur aspirasi rakyat, tapi udah jadi oraganisasi berorientasi profit....
emangnya ente TUHAN menyatakan golput haram????
berani sekali lw......