Poznan, Polandia, (ANTARA News) - Para menteri lingkungan hidup dan keuangan sejumlah negara termasuk Indonesia akan berkumpul di Polandia pekan ini untuk membahas llangkah mengatasi perubahan iklim.
Pertemuan itu berlangsng di tengah kekhawatiran bahwa krisis keuangan dapat mengesampingkan usaha pemerintah dan industri untuk memerangi pemanasan dunia.
Para menteri dan pejabat keuangan dari 40 negara akan mengadakan pertemuan dua hari mulai Senin di Warsawa untuk mempelajari instrumen fiskal dan nonbujet guna membantu negara-negara mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong efisiensi enerji, kata para delegasi.
Para pejabat tinggi dari negara-negara ekonomi seperti Jepang, Amerika Serikat, Brazil, India dan Uni Eropa juga diperkirakan akan mempertimbangkan cara-cara untuk mengembangkan pasar karbon melalui peningkatan aliran dana, suatu langkah yang akan memberi sektor swasta insentif lebih besar untuk mengurangi emisi dioksida karbon dan gas-gas perangkap panas lainnya.
Para pejabat akan bertemu di sela pembicaraan dua-pekan tentang perubahan iklim yang diadakan PBB di Poznan.
Pembicaraan tersebut akan berpuncak pada pertemuan dua-hari para menteri lingkungan hidup mulai Kamis (11/12) di kota bagian barat Polandia itu.
Pertemuan para menteri dan pejabat lingkungan hidup dari sekitar 190 negara termasuk Indonesia akan berfokus pada cara-cara merumuskan sebuah traktat pengganti Protokol Kyoto dengan tenggat waktu Desember tahun depan.
Para pengeritik menyatakan Protokol Kyoto yang akan berakhir tahun 2012 tak efektif karena hanya mencakup 30 persen dari emisi dunia. Prokol Kyoto juga gagal memasukkan Amerika Serikat dan China - dua negara sebagai penyumbang emisi terbesar di dunia -- dan juga beberapa negara besar ekonomi lainnya yang akan menambah emisi pada beberapa dekade mendatang.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008