Yogyakarta (ANTARA News) - Sejumlah petani di Desa Srihardono, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menciptakan alat pengusir hama yang sederhana namun efektif. "Bahan-bahannya sederhana karena terdapat disekitar kita, seperti jamur, bambu, tanaman liar dan lain sebagainya," kata ketua Regu Pengendali Tanaman (RPT) `Srikaton`,Hartoyo, saat pameran di Kecamatan Imogiri, Minggu. Salah satu contonya adalah ramuan pengusir lalat buah, bahanny terbuat dari daun selasih yang ditumbuk halus, dan diberi air kelapa dan tebu. Ramuan yang tercipta khas aroma lalat buah yang betina. "Ramuan tersebut kita taruh di sebuah wadah, nantinya lalat buah jantan akan datang dan mengeluarkan sperma, setelah itu lalat tersebut langsung mati ditempat," katanya. Alat pengusir lalat buah di pasaran lumayan mahal, sekitar Rp 100.000 per botol, sedangkan ramuan alami yang dibuat Hartoyo, jika ditotal hanya mengeluarkan dana Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per botol, dengan isi 4 kali lipat lebih banyak. Hartoyo mengatakan temuannya yang lain adalah ramuan pengusir hama tikus. Yaitu singkong direbus dengan air kelapa, dan jika tikus meminumnya, dia akan kehilangan nafsu makannya dan beberapa hari kemudian tikus akan mati. Hartoyo mengatakan awal ia dan kesembilan temannya belajar banyak ramuan itu dari pelatihan yang diberikan oleh dinas pertanian Kabupaten Bantul, lalu ia kombinasikan dengan banyak membaca buku-buku yang terkait. Alat-alat dan ramuan yang ditemukan berlaku untuk pengendalian hama untuk jenis apapun. "Bahannya alami, dan mudah ditemukan dimanapun, misalnya untuk jamur beuferiabassiana sangat mudah ditemukan atau jamur trikodona sering berada di bawah bambu, hasilnya juga sudah diuji di laboratorium milik Provinsi DIY," katanya. Ia memamerkan alat-alat dan ramuannya di tiap ada kesempatan, seperti pameran pertanian. Ia juga mengatakan tidak akan mematenkan temuan ia dan teman-temannya itu, apalagi hingga menjual. "Saya tidak akan menjual, namun jika ada yang tertarik, saya lebih baik mengajarkannya saja, saya rasa hal itu lebih berguna," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008