"Saya tegaskan, Golkar tidak akan menggelar konvensi," kata Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar Surya Paloh, dalam acara silaturahmi DPD Golkar Kaltim dengan Dewan Penasehat Partai Golkar di Kota Balikpapan, Minggu dini hari.
Menurut Surya Paloh, tidak digelarnya konvensi itu demi menghindari terjadinya perpecahan ditubuh Golkar yang justru akan merugikan partai berlambang beringin itu sendiri.
"Dari pengalaman tahun 2004 kemarin, konvensi ini berpotensi memicu perpecahan. Ini harus kita hindari," katanya
Dengan dihapusnya konvensi, kata dia, tidak menutup kemungkinan bagi Golkar untuk mengusung Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla sebagai calon presiden tunggal.
"Semua kemungkinan bisa terjadi, termasuk soal Pak Jusuf kalla sebagai capres, apalagi dia Ketua Umum," katanya.
Namun demikian, Surya Paloh juga menegaskan Golkar akan mencari formula dan sistem lain untuk penjaringan calon presiden agar aspirasi para kader juga bisa terserap dan terakomodir.
Salah satu cara yang akan dilakukan, yaitu menggunakan metode survei dan skoring terhadap sejumlah kader yang mempunyai minat untuk maju sebagai calon presiden dari partai Golkar.
"Saya rasa survei akan menjadi solusi alternatif. Jadi hasil survei ini akan kita jadikan pertimbangan untuk menentukan Capres Golkar," tuturnya.
Namun begitu, Surya Paloh, menegaskan tokoh-tokoh yang akan masuk bursa Capres Golkar dalam survei tersebut tidak hanya untuk kader internal, tetapi juga untuk tokoh diluar partai.
"Tidak menutup kemungkinan kita usung tokoh non-kader, makanya kita lihat hasil Pemilu Legislatif dulu," katanya.
Surya Paloh menambahkan, bagi kader yang ingin maju sebagai capres dari partai lain, Golkar tidak berkeberatan dan tidak akan memberikan sanksi apa pun.
"Kenapa perlu diberi sanksi, sampai saat ini Golkar belum membuat keputusan apa pun," katanya. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008