London (ANTARA News) - Kepala Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar mengatakan anggota Persatuan Pelajar Indonesia yang tergabung dalam PPI UK dapat mengambil peran aktif dalam memberantas korupsi di tanah air. Hal itu diungkapkan Antasari Azhar pada acara Temu Ilmiah Internasional Mahasiswa Indonesia (TIIMI) 2008 bertema ?Corruption Culture in Indonesia: Future Perspectives" yang digelar PPI London di Ruang Crutacala KBRI London selama tiga hari hingga Minggu. Ketua Panitia TIIMI2008 M. Irfan Assaat, mengatakan temu ilmiah yang diikuti 60 pelajar dari seluruh Inggris termasuk pembicara dari Manchester dan Skotlandia serta enam pembicara lainnya dari Jakarta digelar PPI UK dan KBRI London bekerjasama dengan British Council. Lebih lanjut Antasari Azhar, mengatakan pemberantasan korupsi memerlukan peran semua pihak baik aparat pemerintah, sektor swasta dan masyarakat dimana termasuk generasi muda seperti yang tertuang dalam PP No 71/2000. Dalam pasal satu disebutkan bahwa peran serta masyarakat adalah peran aktif perorangan, organisasi masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan tindakan pidana korupsi. "Tentunya secara bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan perundang undangan, norma agama dan kesusilaan dan kesopanan," ujarnya. Dalam presentasinya yang berjudul ?Masa Depan Pemberantasan Korupsi di Tangan Generasi Muda", Antasari Azhar pembahasan antara lain Progress pemberantasan korupsi, undang-undang korupsi, TPK, Praktek Good Governance, Peran Generasi Muda serta Penguatan Pendidikan antikorupsi dan pemuda yang proaktif. Antasari Azhar yang mengawali karir profesionalnya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Departemen Kehakiman tahun 1981 juga membahas peran Teknologi Informasi, Media, dan private rights: UU ITE, hak dan etika media, dan penghormatan atas hak individual dan hukum. Mantan Kepala direktur Penuntutan Kejaksaan Agung RI, mengatakan dalam perkembangan Good Corporate Governance, (GCG) Komite Pemberantas Korupsi banyak memberikan sosialisasi terutama dikalangan BUMN. Antasari Azhar yang menamatkan pendidikan di Universitas Sriwijaya dan New South Wales University, mengatakan beberapa pihak telah melakukan pemberian penghargaan bagi kalangan dunia usaha untuk pelakuk praktik GHG terbaik. Dalam acara TIIMI kali ini panitia juga mengadakan siaran streaming melalui radio PPI Jerman sehingga warga Indonesia dapat berpartisipasi secara interaktif dalam diskusi tampil sebagai pembicara lainnya Deputi Eksekutif CSIS Rizal Sukma yang menyelesaikan pendidikan doctoral di London School of Economics (LSE), London pada tahun 1997. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008