"2009, perkiraannya turun 30 persen dibanding 2008. Saya pikir bisa 350.000 sampai 450.000 unit," kata Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Bambang Trisulo, di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, penurunan BI Rate 0,25 persen akan berpengaruh, walaupun akan terasa beberapa bulan kemudian. Namun penurunan harga minyak dunia yang paling akan berpengaruh terhadap penjualan otomotif.
Dia merasa optimis Pemilu 2009 tetap akan menyumbang penjualan otomotif walaupun tidak sebanyak yang diperkirakan sebelumnya.
"Pemilu saya yakin bisa angkat penjualan kok. Memang agak sulit sekarang ya sekarang kalau mau nyumbang partai sekarang ini, harus pakai NPWP kalau nilainya besar, tapi bagus juga sih," ujar dia.
Menurut dia, penurunan premium walaupun sedikit tetap akan berpengaruh pada tingkat inflasi. Jika tingkat inflasi terjaga daya beli diharapkan tetap ada.
Untuk ekspor mobil, menurut dia, akan tetap ada walaupun ada penurunan. Jika tahun 2008 ekspor meningkat 60 persen maka tahun 2009 diproyeksikan akan mencapai 60 persen dari tahun 2008.
"Kita coba cari pasar baru memang supaya tidak terlalu turun ekspornya. Kita coba ke Iran nanti, ya tidak langsung kan bertahap," katanya.
Sementara itu, menurut Presiden Direktur PT Indomobil Sukses Internasional Tbk, Gunadi Sindhuwinata, tahun 2008 ekspor Suzuki APV telah mencapai 25.000 unit. Setiap bulannya ekspor mencapai 2.000 unit.
Untuk tahun 2009, dia mengatakan, agak sulit memprediksi berapa jumlah ekspor karena kebanyakan pasar ekspornya adalah negara-negara berkembang yang juga menghadapi penurunan daya beli.
"Tapi saya rasa masih ada ekspor walaupun terpotong. Ekspor tetap dari APV, komponen, dan Nissan," ujar dia.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008