Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kembali menegaskan bahwa pertahanan merupakan investasi bagi sebuah negara untuk menjaga situasi kondisi wilayahnya agar selalu aman dan damai.
"Bahwa pertahanan adalah investasi. Negara yang kuat pertahanannya, aman, terjadi iklim yang damai," katanya, usai menutup Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan, di Jakarta, Kamis.
Menhan Prabowo, didampingi Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan jajaran kepala staf TNI.
Menurut Prabowo, negara yang iklimnya damai menjamin iklim ekonomi berkembang, karena investor pasti akan memilih masuk ke dalam negara yang aman.
Dengan demikian, kata dia, merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan antara kondisi negara yang aman dengan kekuatan pertahanan yang dimiliki.
"Kita butuh negara yang aman dan stabil. Untuk menjaga negara aman dan stabil, kita perlu pertahanan yang kuat untuk menjaga keutuhan wilayah dan kedaulatan kita," katanya.
Prabowo menegaskan bahwa Kemenhan dan jajarannya bertanggung jawab memberikan saran kepada Presiden dalam mengeluarkan kebijakan umum dan turunannya, mulai doktrin, sistem, hingga strategi.
"Panglima TNI bertanggung jawab atas penyiapan penggunaan kekuatan. Kepala staf bertanggung jawab atas pembinaan kekuatan.
Alhamdulillah, terjadi satu soliditas kerja sama yang kompak," tegasnya.
Rapim Kemenhan yang mengambil tema "Pertahanan Semesta Yang Kuat, Menjamin Kelangsungan Hidup NKRI" itu berlangsung selama dua hari, yakni 22-23 Januari 2020.
Pada hari pertama (Rabu, 22/1), dilaksanakan paparan dan pembahasan terhadap capaian-capaian dari setiap satker unit organisasi Kemenhan dan kegiatan yang bersifat internal, dibuka oleh Wamenhan Sakti Wahyu Trenggono.
Sementara hari kedua, Kamis ini, rapim dihadiri Presiden RI Joko Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menko Polhukam Mahfud MD, Panglima TNI, Kapolri, dan jajaran menteri.
Berbeda dengan rapim-rapim tahun sebelumnya, pada rapim kali ini dilaksanakan pula pameran produk-produk alutsista hasil produksi industri dalam negeri, baik BUMN maupun swasta.
Baca juga: Menhan ajak bangun pertahanan semesta
Baca juga: Menhan bentuk tim investigasi persoalan PT Asabri
Baca juga: Imbas soal Natuna, Menhan: Komisi I setuju peningkatan pertahanan TNI
Baca juga: Menhan: Kedaulatan Indonesia di Natuna harga mati
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020