Madrid (ANTARA News) - Nenek moyang sekitar 30 persen penduduk Spanyol boleh jadi orang Muslim atau Yahudi yang pernah tinggal di Semenanjung Iberia sebelum mereka terusir pada beberapa abad silam, laporan pers menyatakan Jumat. Laporan itu, mengutip pengkajian oleh para pakar genetika dari Universitas Pompu Fabra di Barcelona, dan Universitas Leicester di Inggris, diterbitkan dalam American Journal of Human Genetics. Studi itu menganalisa kromosom Y, yang relatif tak berubah saat diturunkan dari ayah kepada putranya, atas 1.140 pria Spanyol di seluruh negara itu. Struktur kromosom itu dibandingkan dengan penduduk kawasan Afrika Utara di Maroko, Aljazair dan Tunisia, dan dengan Yahudi asal Semenanjung Iberia disekitar Laut Tengah. Hampir 11 persen dari penduduk Spanyol memperlihatkan sifat genetika yang sama dengan orang-orang di Afrika Utara dan hampir 20 persen dengan orang-orang Yahudi. Namun demikian, komponen genetik Yahudi persentasenya terlalu tinggi dalam pengkajian itu, Francesc Calavell, salah satu penyusun studi itu mengakui, sebagaimana dilaporkan DPA. Populasi Timur Tengah lainnya memiliki tanda genetik yang sama, yang juga dapat dibawa ke Spanyol lebih awal oleh penduduk bukan keturunan Yahudi, seperti bangsa Punisia. Muslim pertama yang dikenal sebagai orang Moor menyeberang ke Spanyol dari Afrika Utara pada 711, ketika pepolasi Yahudi sudah menetap di Semenanjung Iberia. Penduduk Muslim memerintah beberapa bagian Spanyol selama delapan abad sampai 1492, ketika Raja Ferdinand dan Ratu Isabella menyelesaikan apa yang dikatakan orang-orang Kristen sebagai penaklukan kembali negara itu. Semua orang yang Yahudi menolak memeluk Kristen diperintahkan meninggalkan negara itu pada tahun yang sama, dan seluruh orang Islam yang tak mau pindah agama diusir pada awal abad 17. Jumlah orang yang diusir diperkirakan mencapai ratusan ribu orang. Jumlah orang Spanyol dengan gen Muslim dan Yahudi menunjukkan bahwa terjadi perpindahan agama yang jauh lebih besar ketimbang yang diduga, demikian menurut pengkajian itu. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008