Jakarta (ANTARA News) - Menneg BUMN Sofyan Djalil menyatakan program pembelian kembali (buy back) saham BUMN di pasar modal tetap dilanjutkan. "Program buy back tidak pernah di batalkan, tapi harus disesuaikan dengan kondisi pasar dan juga keperluan alokasi dana," kata Menneg BUMN Sofyan Djalil, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat. Program buy back 10 BUMN terbuka menyediakan dana hingga Rp6,51 miliar, namun hingga 27 November 2008 baru terserap 3,89 persen atau sekitar Rp235,32 miliar. Sementara, program buy back yang dibuat pemerintah untuk mengurangi tekanan penurunan harga saham BUMN di pasar modal itu akan berakhir tanggal 13 Januari 2009. Dari 10 BUMN yang melakukan buy back yaitu PT Telkom Tbk, PT Jasa Marga Tbk, PT Aneka Tambang Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, PT Semen Gresik Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, PT Adhi Karya Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Kimia Farma Tbk. Namun Timah dan Kimia Farma hingga kini belum melakukan program pembelian kembali saham dengan masing-masing dana yang dianggarkan Rp100 miliar dan Rp20 miliar. Pelaksanaan program tersebut dilakukan melalui PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas. Menurut Sofyan Djalil, program buy back tersebut diharapkan efektif karena saat ini merupakan kesempatan yang bagus untuk merealisasikannya. Jika kondisi pasar tidak memungkinkan untuk buy back, ujarnya, bisa saja dana yang disiapkan dapat digunakan untuk menambah belanja modal (capex) perseroan. "Tetapi harus tetap diputuskan melalui rapat umum pemegang saham (RUPS), sehingga penggunaan dananya dapat terpantau," ujarnya. Sofyan berpendapat, rogram buy back juga sekaligus untuk memberi sinyal bagi investor bahwa saham-saham BUMN memiliki prospek yang baik, sehingga tidak ikut-ikutan melepasnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008