Jakarta (ANTARA News) - Tampilan fisik, baik warna maupun lambang, tidak ada beda antara Golongan Karya (Golkar) dahulu dengan Partai Golkar sekarang. Namun saat ini politik Orde Baru tersebut mengalami perubahan yang bisa dikatakan luar biasa.

Partai Golkar bermula dengan didirikannya Sekber Golkar pada 1964 oleh Angkatan Darat. Tujuan utamanya adalah untuk menandingi Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dinilai mulai membahayakan kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam perkembangannya Sekber Golkar menjadi sebuah kekuatan politik yang luar biasa tangguh. Golkar dengan menerapkan prinsip Tiga Jalur (jalur ABG) yakni ABRI, Birokrasi dan Golkar menjadi tulang punggung kekuatan politik Orde Baru.

Kiprah Golkar di kancah perpolitikan nasional tak diragukan lagi. Keperkasaannya nyaris tak tertandingi. Dari pemilu ke pemilu berikutnya Golkar selalu terdepan. Masa Orde Baru identik dengan masa keemasan Golkar. Dengan Tiga Jalur ABG, ditambah Presiden HM Soeharto sekaligus juga Ketua Dewan Pembinanya, Golkar kokoh sebagai pilar utama penyangga Orde Baru.

Saat runtuhnya Orde Baru dengan munculnya gerakan reformasi 1998, Golkar sebagai kekuatan politik sedikit goyah. Desakan untuk pembubaran Golkar begitu menguat. Namun Golkar tidak sampai runtuh. Dengan cepat Golkar mengubah diri dan mendeklarasikan sebagai sebuah partai politik.

Akhirnya pada 7 Maret 1999, secara resmi Golkar berubah menjadi Partai Golkar dengan slogannya "Golkar Baru".

Pada saat deklarasi tersebut, Partai Golkar berjanji akan memperjuangkan aspirasi kepentingan rakyat sehingga menjadi kebijakan politik yang bersifat publik.

Janji lainnya adalah akan mempelopori tegaknya kehidupan politik yang demokratis dan terbuka (transparan). Meski mendapatkan tekanan dan mengalami masa sulit, pada pemilu 1999 Partai Golkar masih bisa menduduki peringkat II dibawah suara PDI-P dengan meraih 23.741.758 suara atau 22,44 persen. Dan pada pemilu 2004 justru meraih kembali kemenangan dengan meraih 24.480.757 suara atau 21,58 persen.

Dalam perbincangan beberapa waktu lalu Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Jusuf Kalla menjelaskan bahwa sejak berdirinya Partai Golkar selalu berada di garis depan jika bangsa ini sedang mengalami krisis maupun kemunduran.

Ubah sistem

Untuk bisa menjalan visinya, Partai Golkar harus menjadi kekuatan besar dan hal itu bisa diraih jika meraih suara yang signifikan. Karena itu Partai Golkar pada pemilu 2009 nanti telah menetapkan target perolehan suara 30 persen. Jusuf Kalla mengaku optimistis target tersebut akan bisa dicapai dengan kerja keras dan pembenahan-pembenahan.

Dari survei yang didapatkan, Jusuf Kalla mengemukakan Partai Golkar memiliki kelemahan yakni, pertama, tidak adanya militansi, kader baru bekerja kalau ada dana. Kedua, kurangnya kegiatan sosial. Ketiga, sistem nomor urut membuat kader nomor kecil tidak maksimal bekerja. Begitu juga kader pada nomor urut sepatu juga "ogah-ogahan" berjuang.

"Karena itu kita ubah itu semua. Kita tetapkan gunakan sistem suara terbanyak untuk penentuan caleg terpilih," katanya.

Jusuf Kalla yakin dengan perubahan sistem ini akan bisa menggerakkan mesin politik Partai Golkar yang sekarang ini dirasakan kurang mengigit. Dengan sistem suara terbanyak ini, tambah Jusuf Kalla semua kader partai akan bergerak karena tidak ada jaminan pasti akan terpilih untuk nomer kecil sekalipun. Dengan demikian diharapkan akan muncul militansi.

"Dengan sistem suara terbanyak ini sebuah perubahan terbesar di partai Golkar. Kalau dulu kader itu mendekat ke ketua umumnya, sekarang kader harus mendekat ke rakyat, harus lebih banyak berbuat untuk masyarakat," kata Jusuf Kalla.

Hal inilah yang dinilainya akan membuat gerak roda mesin partai akan lebih dinamis. Perubahan sistem ini juga membuat setiap kader akan saling "bersaing" merebut simpati konstituennya. Namun, Jusuf Kalla mengingatkan agar para kader bersaing secara sehat, tidak saling menjatuhkan atau menjelek-jelekkan kader lain. Karena jika hal tersebut terjadi maka justru Partai Golkar tidak akan meraih simpati dan ditinggalkan masyarakat.

"Saya yakin, dengan ini (perubahan sistem) salah satunya, serta kerja keras target 30 persen akan tercapai," katanya optimis.

Keseriusan Jusuf Kalla untuk meraih target besar tersebut, dilakukan dengan terus fokus pada tujuan tersebut. Jika parpol lain pada pemilu legislatif ini telah "menjual" calon presidennya. Partai Golkar justru tidak menetapkan dahulu siapa capres yang akan dijagokannya. Menurut Jusuf Kalla hal itu dilakukan agar semua kader fokus untuk memenangkan suara pemilu legislatif.

Pengalaman pada pemilu 2004, dimana sejak jauh-jauh hari Partai Golkar telah menggelar konvensi dan menetapkan capresnya, membuat mesin partai "kedodoran" karena kelelahan. Dan hasilnya, tambahnya, justru sebaliknya capres yang ditawarkan kalah pada babak pertama.

Karena itu, Jusuf Kalla tidak ingin mengulang kesalahan yang sama. Bahkan dalam Rapimnas Oktober 2008 lalu, Jusuf Kalla dengan tegas menolak untuk memunculkan nama-nama nominasi capres. Meski hampir sebagian besar Dewan Pimpinan Daerah I (DPD I) mengusulkan hal tersebut.

Tindakan Jusuf Kalla ini dinilai sebagaian kalangan bahwa Partai Golkar penakut dan tidak percaya diri. Namun, anggapan tersebut dibantah oleh Jusuf Kalla. Dengan nada tinggi Jusuf Kalla mengaku tersinggung jika dinilai penakut dan tidak punya nyali.

"Saya tersinggung kalau dikatakan penakut. Siapa yang datang ketika orang saling bunuh di Ambon, di Poso dan di Aceh. Saya ada di lokasi ketika orang sedang marah, ketika saling baku tembak. Jadi jangan bilang saya seperti itu (penakut)," katanya.

Keputusan untuk menetapkan siapa capres yang diusung Partai Gokar baru diputuskan setelah mengetahui hasil pemilu legislatif.

Apakah hal ini akan bisa mendongkrak perolehan suara Partai Golkar dan mencapai target 30 persen. Tentu masih harus ditunggu. Namun langkah telah dijalankan, kebijakan telah diputuskan. Hasilnya?. Tunggu 2009. (*)

Pengurus
Nomor Urut Partai : 23
Ketua Umum : M Jusuf Kalla
Sekretaris Jenderal : Soemarsono

Alamat

Jl. Anggrek Nelly Murni XI A, Slipi, Jakarta Barat
Telepon / Fax : 021-5302222 / 021-5303380
Alamat Situs : http://pusat.golkar.or.id

Oleh Oleh Jaka S Suryo
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008