"Di Selat Malaka belum seperti Somalia. Di Selat Malaka hanya orang naik kapal, mengambil HP yang kemudian dijual untuk makan," katanya kepada wartawan usai mengikuti upacara HUT ke-63 TNI AL di Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) di Surabaya, Jumat.
Ia mengemukakan bahwa kegiatan perompak di Somalia memang dilakukan oleh kelompok yang terorganisir dan mengincar kapal-kapal besar pembawa minyak dengan harapan bisa meminta tebusan besar.
Pada sambutan HUT TNI AL, Kasal juga menyinggung masalah perompakan di Somalia. Untuk itu prajurit TNI AL diminta waspada karena tidak menutup kemungkinan aksi itu ditiru oleh perompak di perairan lainnya.
"Ini menunjukkan bahwa laut saat ini masih rawan terhadap munculnya aksi kejahatan dan pelanggaran hukum. Untuk itu kekuatan TNI AL yang kuat, besar dan profesional masih dibutuhkan," katanya.
Mengenai pengamanan di Selat Malaka, ia mengemukakan, TNI AL telah berkoordinasi dengan aparat terkait, seperti polisi, Bea Cukai dan KPLP serta mengaktifkan pengkajian pada data-data intelijen.
"Kami juga mencari dukungan dari beberapa negara untuk pengamanan laut, seperti Malaysia, Singapura dan Thailand," katanya.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008