Jakarta (ANTARA) - Kisah berfokus pada Agil (Tora Sudiro), seorang sopir taksi dan Luli (Alexandra Gottardo), pasangan suami istri dengan kehidupan pernikahan yang cukup bahagia dan sederhana.
Akan tetapi, kehidupan pernikahan mereka masih belum dilengkapi oleh kehadiran buah hati, walaupun sudah delapan tahun mereka menanti, hingga melakukan berbagai cara. Tuntutan dari ibu Luli pun semakin menambah beban suami-istri ini.
Agil sebagai suami terus bekerja dan tak lupa berdoa agar istrinya dapat segera mengandung. Ia kemudian bernazar jika Luli pada akhirnya hamil, ia akan mencoba menuruti apa pun permintaan istrinya kelak.
Benar saja, tak lama, Luli akhirnya mengandung. Agil mencoba menyenangkan hati istrinya dengan membelikan mangga muda yang baik untuk ibu hamil, namun rupanya Luli menginginkan hal lain, yaitu sebuah mobil.
Dengan pendapatan yang pas-pasan, membuat Agil merasa tak yakin bisa memenuhi keinginan Luli.
Namun, di sisi lain, ia sudah berjanji untuk mengabulkan segala permintaan sang istri. Hal itu lalu membawa Agil mencoba segala cara demi mewujudkan hasrat ngidam Luli, hingga akhirnya ia terjerumus ke aksi kriminal.
Baca juga: Pertama main film komedi, Nafa Urbach diminta berbahasa Jawa
Baca juga: Demi "Mangga Muda", Gary Iskak belajar logat Batak dari Tora Sudiro
Berakting di film bergenre drama dan komedi bukanlah hal yang baru bagi Tora Sudiro. Aksi dan wajah polosnya ketika memerankan Agil cukup memberikan hiburan yang ringan bagi penonton.
Ditambah kehadiran Gary Iskak sebagai Kamal, sahabat Agil di tempat kerjanya, juga menambah kesegaran cerita. Banyak candaan yang memiliki referensi di kehidupan pribadi kedua aktor itu yang cukup menggelitik.
Namun, walaupun film ini merupakan film berjenis drama-komedi, jumlah dan intensitas dari guyonan agaknya terlalu mendominasi film, sehingga tak jarang ada alur dan penceritaan yang sedikit meleset dan tertutupi.
Penonton juga kurang bisa diajak untuk mengenal lebih jauh ikatan antar tokoh melalui percakapan yang juga bisa memperkuat cerita, baik secara emosi maupun alur, karena tak semua hal bisa dibuat sebuah guyonan.
Pun dari segi penokohan, bisa dibilang sangat berfokus pada Agil, sehingga tokoh yang lain, seperti Luli - sang istri - juga kurang dieksplorasi lebih jauh.
Baca juga: Demi film "Mangga Muda", Tora Sudiro sembunyikan tato di tubuhnya
Cukup disayangkan, karena Tora Sudiro dan Alexandra Gottardo tampil cukup apik di awal-awal film, menceritakan pasangan itu sebelum Luli hamil.
Akan tetapi, kehadiran sejumlah wajah familier seperti Nafa Urbach, Niniek L Kariem hingga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga ikut hadir di film garapan sutradara Girry Pratama dan penulis naskah Jujur Prananto itu.
Cerita yang berlatarkan di Kota Bandung itu pun memanjakan mata dan kerinduan penonton. Disisipkan pula sejumlah referensi film-film yang berlatarkan di Bandung, yang cukup mengocok perut.
Secara keseluruhan, "Mangga Muda" agaknya memiliki pendekatan, bahkan kesan yang berbeda di tiap penonton.
Bagi penikmat drama-komedi ringan maupun penonton yang ingin mencoba sensasi film dengan premis sederhana dan penuh dengan guyonan, film ini mungkin bisa menjadi tontonan yang menarik.
"Mangga Muda" bisa ditonton mulai hari ini di bioskop-bioskop Indonesia.
Baca juga: Tora Sudiro takut adu akting dengan Ridwan Kamil di film "Mangga Muda"
Baca juga: Tora Sudiro sempat ragu ambil tawaran akting di "Mangga Muda"
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020