"Kalau gaya penyuluhannya seperti guru mengajar di depan kelas pesannya malah tidak sampai," katanya di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan berdasarkan pengalamannya berkunjung ke berbagai pelosok Indonesia mengampanyekan pencegahan HIV/AIDS, remaja seringkali merasa bosan dengan proses edukasi yang monoton atau satu arah dari penyuluh kepada peserta.
"Akan lebih baik dan dapat dipahami kalau mereka diberikan penyuluhan lewat permainan tertentu yang mengarahkan mereka untuk tahu lebih dalam tentang apa itu HIV/AIDS," katanya.
Christian mengungkapkan dari hasil penyuluhan yang dilakukannya tersebut, ia lebih memahami bagaimana tanggapan remaja terhadap isu HIV/AIDS.
"Mereka memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi dan pengetahuan mereka tentang bahanya HIV/AIDS juga sudah oke banget," ujarnya.
Ia menambahkan sekarang ini yang perlu dilakukan adalah lebih mendorong langkah nyata untuk upaya pencegahan HIV/AIDS di kalangan remaja Indonesia.
"Kalau mereka sudah mengerti, sekarang tinggal langkah nyata saja yang harus dilakukan, yakni melibatkan anak-anak muda itu untuk mengedukasi pada teman-teman sebayanya," demikian Christian.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008