Di dalam Sport for Climate Action Framework tersebut, F1 harus memenuhi lima kriteria mulai dari meningkatkan tanggung jawab terhadap lingkungan lewat upaya sistematis, mengurangi dampak terhadap iklim, hingga melakukan edukasi.
"Tahun lalu Formula 1 meluncurkan untuk pertama kalinya strategi berkelanjutan yang mengakui pentingnya peran yang harus kami lakukan untuk mencegah perubahan iklim," kata CEO Formula 1 Chase Carey seperti dikutip laman resmi F1.
Baca juga: Formula 1 galang dana untuk korban kebakaran hutan Australia
"Aksi yang akan kami lakukan di tahun-tahun ke depan akan mengurangi jejak karbon kami dan memastikan jika kami memiliki jejak karbon nol pada 2030.
"Kami senang bisa bergabung dengan upaya Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam hal ini dan akan bekerja sama dengan FIA, tim dan mitra untuk memastikan kami mencapai rencana kami dan menerapkan perubahan yang berarti."
FIA sendiri adalah induk olahraga otomotif dunia yang terdiri atas 244 anggota yang tersebar di 140 negara.
Baca juga: Arab Saudi benarkan rencana gelar Grand Prix F1
Jean Todt sang presiden FIA pun menyatakan komitmennya dan menyebut penandatanganan kerangka kerja PBB itu "memperkuat momentum yang telah tumbuh di federasi selama bertahun-tahun."
"Mulai dari pengenalan power unit hybrid di F1 hingga pembentukan Komisi Keberlanjutan dan Lingkungan.
"Seluruh komunitas FIA telah menginvestasikan waktu, energi dan sumber finansial kepada inovasi yang memperhatikan lingkungan.
"Kami bertujuan untuk menumbuhkan perhatian yang lebih besar dan praktik terbaik dalam standar motor sport yang berkelanjutan," pungkas Todt.
Baca juga: Mercedes akan perkenalkan mobil F1 baru mereka pada 14 Februari
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020