Jakarta (ANTARA) - Satu tahun setelah Virginie Viard menggantikan Karl Lagerfeld sebagai pemimpin Chanel, studio desain itu kini memasuki episode baru.
Setelah menjadi tangan kanan Lagerfeld selama 36 tahun, Viard kini menampilkan koleksi adibusana Chanel pertamanya untuk musim Semi/Panas 2020 di Paris, Prancis beberapa waktu lalu.
Baca juga: Chanel tunjuk Virginie Viard sebagai penerus Karl Lagerfeld
Pada pagelaran busana kali ini, Viard menciptakan kembali taman biara Aubazine, biara yang merupakan panti asuhan tempat Coco Chanel menghabiskan enam tahun masa kanak-kanak setelah kematian ibunya.
Sebelum pertunjukan, Viard mengatakan tentang kunjungannya baru-baru ini ke Aubazine. "Apa yang seketika itu saya sukai adalah taman biara yang alami dan tidak digarap," ujar Viard dikutip dari The Guardian pada Rabu.
Komentar ini menandai perbedaan utama antara estetika Viard dan Lagerfeld. Lagerfeld menyukai sesuatu yang tampak agung dan mewah, sementara selera Viard tampak lebih sederhana.
"Biara itu adalah tempat yang cerah, yang membuatku memikirkan musim panas, angin sepoi-sepoi yang harum dengan bunga-bunga," kata Viard.
Oleh sebab itu panggung pagelaran busana diciptakan menyerupai taman di Aubazine pada musim semi. Jemuran sprei putih menjadi latar belakang panggung, dengan sumur tua dari batu sebagai titik tengah panggung. Rumput ilalang tinggi dengan bunga-bunga musim semi, serta sulur-sulur tanaman yang tidak beraturan menghiasi panggung di Grand Palais kala itu.
Koleksi Chanel versi Viard kali ini memang lebih sederhana, seperti Coco Chanel yang menyarankan melepas satu aksesori sebelum meninggalkan rumah.
Pada koleksi ini Viard tampaknya merancang busana dengan membayangkan tahun-tahun yang dihabiskan Coco sebagai penghuni asrama yang miskin di Aubazine.
"Aku menyukai ide asrama, anak sekolahan, pakaian yang dikenakan anak-anak dulu," kata Viard tentang koleksi ini.
Ada nuansa biarawan dalam busana tunik sederhana, blus, jaket tweed khas Chanel, hingga gaun dengan ikat pinggang. Sebagian besar pakaian dirancang monokrom dengan belahan samping yang rapi dan kerah "bertha" yang kaku.
Busana-busana yang bernuansa vintage ini menjadikan para model tampak baru saja keluar dari film hitam-putih.
Viard menambahkan nuansa Chanel klasik pada sepatu dua warna - sepatu bot putih dihiasi dengan pita hitam, atau sepatu beludru hitam dikenakan dengan kaus kaki putih tebal.
Ornamen dan perhiasan yang diharapkan oleh klien adibusana hadir dengan aneka detil seperti pita organza yang dijalin, pansy warna-warni menghidupkan gaun sifon biru tanpa tali, serta kancing permata berbentuk bintang yang disusun menyerupai kaca patri biara.
Baca juga: Coco Chanel mata-mata NAZI?
Baca juga: Keira Knightley akan perankan Coco Chanel
Baca juga: Chanel lirik busana tradisional Korea Selatan
Penerjemah: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020