Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Kamis sore, menguat hingga menjauhi angka Rp12.000 per dolar AS, karena Bank Indonesia (BI) terus melakukan aksi pengawasan ketat terhadap bank-bank asing yang bermain valas.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp11.850/11.975 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp11.900/12.050 per dolar AS atau naik 50 basis poin.
Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, Kamis, mengatakan BI terus mengawasi kegiatan bank-bank asing yang bermain di pasar, akibatnya permintaan dolar AS pada sore agak berkurang.
Pelaku pasar mengurangi kebutuhannya terhadap dolar AS, karena pasar cenderung ketat, akibat pengawasan yang terus dilakukan BI, katanya.
Kenaikan rupiah, menurut dia, juga didukung oleh membaik laju inflasi Nopember 2008 yang mencapai 0,12 persen dibanding bulan lalu.
"Dengan membaiknya laju inflasi Nopember itu mendorong BI menurunkan suku bunga BI Rate menjadi 9,25 persen atau turun 25 basis poin," katanya.
Menurut dia, penurunan BI Rate itu diharapkan akan juga diikuti oleh pihak perbankan yang saat ini mematok bunga kredit yang cukup tinggi.
Apabila suku bunga bank turun, maka pertumbuhan ekonomi nasional akan semakin membaik, karena akan mendorong sektor riil tumbuh lebih baik, katanya.
Ia mengatakan, BI diharapkan pada bulan depan juga akan kembali menurunkan bunga acuannya, karena dunia usaha juga mengharapkan BI akan kembali menurunkan bunganya.
Apabila penurunan bunga itu terjadi maka diharapkan para nasabah yang mencari kredit baru akan kembali mengajukan permintaan, ucapnya.
Indonesia, lanjut dia juga akan terus meningkatkan pasar domestiknya dan mengurang permintaan impor, karena krisis keuangan global yang terus menekannya, maka peran pasar domestik harus lebih ditingkatkan.
Pemerintah harus dapat mencari pasar ekspor baru terutama dikawasan Timur Tengah yang diperkirakan masih banyak yang belum dilacak lebih jauh, ucapnya. (*)
Copyright © ANTARA 2008