Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Rabu sore ditutup menguat seiring dimulainya Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).
Rupiah ditutup menguat 23 poin atau 0,17 persen di level Rp13.646 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp13.669 per dolar AS.
"Konsensus pasar memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat masih akan mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate di 5 persen," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu.
Dari eksternal, pasar mencoba untuk menilai risiko wabah virus korona baru di China apakah mengganggu ekonomi negara dan mitra dagang.
Virus tersebut telah menyebar ke kota-kota termasuk Beijing dan Shanghai karena jumlah pasien di China lebih dari tiga kali lipat. Lebih banyak kasus juga dilaporkan di luar China, termasuk Amerika Serikat.
Berita tentang virus korona membangkitkan ingatan akan wabah Sindrom Pernafasan Akut (SARS) pada 2002-2003 lalu yang menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia dan menyebabkan penurunan tajam dalam pariwisata di Asia.
Disamping itu, wabah SARS menyebabkan kemerosotan ekonomi besar-besaran di Hong Kong dan Singapura selama sekitar delapan minggu melalui penurunan dalam pariwisata, dan memiliki dampak terbatas pada rantai pasokan di Asia.
Selain itu, ketegangan AS-China tetap menjadi fokus. Gedung Putih dilaporkan mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap Huawei, perusahaan teknologi terbesar di China.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp13.665 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.641 per dolar AS hingga Rp13.685 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp13.678 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.658 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020