Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kota Pekanbaru menyatakan titik api atau hotspot akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau mengalami peningkatan.

"Pantauan terakhir menunjukkan ada 11 titik api di Riau," kata Ardhitama , salah seorang staf analisa BMG di Pekanbaru, Kamis.

Ardhitama menyebutkan, menurut pantauan terakhir satelit NOAA 18 terdapat 11 titik api yang tersebar di enam kabupaten di Riau.

Dari 11 hotspot, satu titik menyala di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), satu titik di Kabupaten Pelelawan, dua titik di Kabupaten Kampar, dua titik di Kabupaten Bengkalis, dan dua titik di Kabupaten Siak.

"Selain itu, tiga titik api juga terdapat di Kabupaten Rokan Hulu, sehingga totalnya menjadi sebelas titik api" katanya.

Pantauan sebelumnya menunjukkan hanya ada tujuh hotspot di Riau yang juga tersebar di enam kabupaten, imbuhnya.

Enam kabupaten tersebut adalah Rokan Hilir satu titik api, Rokan Hulu dua titik, Bengkalis satu titik, Siak satu titik, Kuansing satu titik dan Indragiri Hulu satu titik.

Timbulnya titik api, menurut perkiraan BMG, kemungkinan besar disebabkan oleh berkurangnya curah hujan di seluruh wilayah di Provinsi Riau ,sementara pembukaan lahan dengan cara bakar masih terus terjadi.

Karena itu, BMG kembali mengimbau masyarakat dan perusahaan agar tak melakukan pembukaan hutan dan lahan dengan cara bakar, karena dapat mengakibatkan kebakaran hutan dan kabut asap yang berbahaya bagi lingkungan dan penerbangan. (*)

Copyright © ANTARA 2008