Jakarta, (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Kamis pagi turun 50 poin menjadi Rp11.950/12.200 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp11.900/12.050 yang menunjukkan tekanan pasar terhadap rupiah berkurang.
"Rupiah biasanya mengalami koreksi di atas angka 100 poin sehingga posisinya melonjak tajam melampaui Rp12.000 per dolar AS, namun upaya Bank Indonesia (BI) yang terus menggunakan seluruh instrumennya memberikan hasil positi terhadap rupiah," kata Direktur Utama PT Financ Corpindo, Edwin Sinaga di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, upaya BI itu mendorong rupiah sempat menguat berada di bawah angka Rp12.000 per dolar AS yakni Rp11.900 per dolar AS, namun tekanan pasar akibat krisisi keuangan global cenderung masih kuat.
"Kami optimis apabila BI terus menggunakan instrumennya seperti, pengawasan ketat terhadap kegiatan bank asing yang bermain valas dilaksanakan maka tekanan pasar akan makin berkurang," katanya.
Ditanya rupiah masih tertekan pasar, menurut dia karena kebutuhan dolar AS menjelang akhir tahun ini masih besar untuk memenuhi kebutuhan seperti membayar hutang kepada kreditor maupun kebutuhan sendiri dalam membayar uang sekolah anaknya yang belajar di luar negeri.
Pergerakan rupiah yang sempat dibawah angka Rp12.000 per dolar AS menunjukkan BI sangat konsen menjaga mata uang itu lebih lanjut, ucapnya.
Ia mengatakan, koreksi rupiah terhadap dolar AS itu, karena kebutuhan dolar AS di pasar global masih besar yang juga menekan sejumlah mata uang Asia khususnya won yang terkoreksi cukup besar.
Karena itu, penurunan rupiah sampai saat ini dinilai wajar, ujarnya.
Rupiah, menurut dia masih mencari bentuk yang baru dalam upaya menyesuaikan diri dengan pasar.
Untuk itulah BI akan terus menjaga dan mengawasi pergerakan kedua mata uang itu lebih lanjut, ucapnya.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008