Saat ini anak perusahaan yang bergerak di bidang bisnis non inti meliputi asuransi, dana pensiun, jasa hukum, jasa pariwisata dan akomodasi, layanan kesehatan, konstruksi dan manufaktur, real estat dan properti.
Berdasarkan bahan rapat, hingga September 2008, dari 21 anak perusahaan, lima diantaranya merugi, yaitu PT Geo Dipa Energi, PT Patra Dok Dumai, PT Pertamina EP Randugunting, PT Pelita Air Service.
Manajamen perseroan sedang memokuskan usaha Pertamina untuk lebih fokus pada bisnis inti sehingga anak perusahaan yang tidak terkait langsung dengan bisnis inti seperti hotel dan konsultan pasti dilepas, sedangkan yang menunjang langsung bisnis Pertamina akan dipertahankan.
"Pola divestasinya sedang dipelajari. Sedangkan anak usaha yang menjadi bisnis penunjang diserahkan kepada Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk direstrukturisasi," jelasnya.
Iin tidak menyebutkan perusahaan apa saja yang akan dilepas dan masuk PPA karena katanya harus terlebih dulu dievaluasi secara menyeluruh, sementara Direktur Keuangan Pertamina Ferederick ST Siahaan mengungkapkan Pertamina masih menghitung total aset yang akan direstrukturisasi melalui PPA.
"Restrukturisasi akan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, namun kami belum dapat menyebutkan nilainya karena masih dalam penghitungan," katanya.
Sebelum ini, Meneg BUMN Sofyan Abdul Djalil mengharapkan Pertamina lebih fokus menangani bisnis intinya berupa minyak dan gas.
"Untuk tahap pertama restrukturisasi, Pertamina dimungkinkan menyerahkan aset beberapa anak perusahaan seperti PT Pelita Air Service kepada PPA dan PPA akan mendapatkan fee dari Pertamina untuk pengelolaan aset-aset tersebut," terang Sofyan. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008